Bab 538
Sorot Beni menjadi makin gelap. Dia menatap perempuan itu lekat-lekat seolah ingin memastikan apakah Nadira sengaja atau tidak.
Namun, akal sehat Beni belum pulang ke rumah. Dia kembali menarik tangan Nadira dan balas mengejek, "Kamu sendiri yang bilang kalau aku kuat banget, 'kan? Jadi, jangan salahkan aku kalau sakit."
Itu adalah kata-kata yang Nadira ucapkan sebelum acara makan malam tadi.
Kini, hanya berdua di kamar mandi, makna kalimat itu justru terasa makin ke mana-mana.
Kedua pasang mata mereka bertemu. Tanpa sadar, kenangan momen intim tiga tahun lalu merebak di benak masing-masing.
Nadira menggigit bibir. Rona merah menghias telinganya sebentar sebelum perempuan itu memalingkan wajah. "Dasar mesum! Aku nggak mau ngomong sama kamu lagi."
"Apanya yang mesum?" Beni menjilat bibir, kehabisan akal. Dia meraih dagu Nadira, matanya berkilat kesal. "Jelas-jelas isi otakmu sendiri yang kotor!"
"Aku nggak memikirkan yang aneh-aneh!" bantah Nadira.
Beni terkekeh sinis, jelas tidak perca

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda