Bab 565
Sementara itu, Beni dan Lestari masuk sebuah ruang VIP, masing-masing dengan pikiran mereka sendiri.
Setelah selesai menunjukkan beberapa ruangan, manajer hotel, entah sengaja atau tidak, akhirnya memilih ruangan di seberang ruangan yang Nadira pesan.
Ekspresi Lestari pun makin tidak enak dilihat.
Dia menyingkirkan perasaan gelap yang menumpuk di hatinya, lalu mengajak Beni berbicara. Saat mengobrol, dia baru sadar bahwa tatapan Beni sesekali melirik ke arah seberang. Jelas sekali pria itu tidak tertarik dengan apa yang mereka bicarakan.
Tangan Lestari yang berada di bawah meja pun terkepal.
Dengan kesal, dia menggerutu, "Kakak Ketiga, kamu penasaran sama acara perusahaannya Nona Nadira?"
"Kalau iya, mending kamu sekalian pergi dan ikut makan di sana. Biar aku makan di sini sendirian."
Beni terdiam sejenak. Matanya yang semula tertuju ke luar perlahan diarahkan ke wajah Lestari.
Lestari mengira pria itu akan mencoba menenangkannya seperti biasa.
Namun, Beni tiba-tiba meletakkan serbet,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda