Bab 569
Hening menyelimuti kabin mobil cukup lama.
Morris bisa merasakan emosi ayahnya yang seperti lautan dalam. Segalanya tersembunyi dalam gelap. Dingin dan berat.
Bahkan ekspresi Sada yang sedang mengemudi pun ikut murung. Meski begitu, dia tetap diam.
Setelah beberapa saat, Beni mengambil rokoknya yang terjatuh di kursi.
Sambil menahan emosinya yang berkecamuk, pria itu dengan dingin membalas pertanyaan putranya, "Zea, siapa yang suruh kamu bilang begitu?"
"Nggak ada. Aku sendiri yang mau tanya."
Beni melirik anaknya. Dia paham karakter Zea. Anak itu keras kepala, dingin, dan suka seenaknya.
Mengapa sekarang pikiran anak itu begitu dewasa?
Pria itu terdiam sejenak, lalu bertanya dengan suara rendah, "Kamu disuruh Mama bilang begitu habis ketemu dia, ya?"
"Bukan, Mama nggak suruh! Aku menebak sendiri."
Morris langsung sedikit panik. Dia tidak ingin ibunya disalahkan karena ucapannya barusan.
"Kamu menebak? Dasarnya apa? Kamu masih kecil. Jangan ikut campur urusan orang dewasa."
Beni langsu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda