Bab 736
Ketika ponsel akhirnya berdering, ternyata itu adalah panggilan dari vila. Awalnya Beni mengira itu hanya panggilan biasa.
Namun, begitu dia mengangkatnya, tubuhnya seketika berdiri tegak. Saking terburu-burunya, tangan Beni tanpa sengaja menyenggol cangkir kopi di meja.
"Pak Beni … ada apa?" tanya Sada yang langsung ikut panik, takut terjadi sesuatu.
Napas Beni memburu. Sorot matanya sempat kehilangan fokus selama beberapa detik sebelum akhirnya menajam. Pria itu berusaha mengontrol nada bicaranya agar tetap tenang.
"Ibuku sudah sadar."
"Apa?" Sada tertegun, seolah tidak bisa mencerna kabar mengejutkan itu. "Nyonya Reva ... Nyonya Reva kenapa?"
"Ibuku sudah sadar," ulang Beni sambil meliriknya, agak takut bahwa ini hanya mimpi.
Tanpa pikir panjang, dia langsung melempar dokumen yang dibacanya dan berlari ke luar.
Dengan kecepatan mobil menembus 200 km/jam, Beni mengebut sampai ke rumah. Langkahnya yang lebar bergegas menuju bangunan di belakang rumah utama. Keringat membasahi tubuhnya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda