Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Pesona Istri OrangPesona Istri Orang
Oleh: Webfic

Bab 2

Meskipun masih dalam kondisi pakai baju, berbaring di depan seorang pria asing tetap membuatku lumayan gugup. Kedua tanganku menggenggam erat tepi sofa dengan gelisah. Miko sepertinya tahu kalau aku gugup. Dia tertawa dan berkata, "Nyonya santai saja. Silakan dibuka ke atas bajunya." Aku mengangguk pelan. Sambil menggertakkan gigi aku mulai mengangkat bajuku sedikit ke atas dengan malu-malu. Payudaraku yang bengkak penuh ASI pun terlihat. Miko mengangguk, matanya menatap payudaraku tanpa berkedip. Ada sedikit kekaguman di sorot matanya, seperti sedang menatap harta karun yang tiada duanya. Aku tahu bentuk payudaraku memang indah. Dulu, ukurannya C. Aku rasa ukurannya bertambah besar sejak melahirkan. Miko sama sekali tidak berusaha menyembunyikan kekaguman di sorot matanya. Aku juga hanya bisa pasrah membiarkannya mengamati dadaku dari segala sisi. Wajahku memerah saat memikirkannya. Aku pun bergerak sedikit tanpa sadar. "Dokter Miko, bisa nggak langsung dimulai saja ... " Miko terdiam sebentar, seperti sedang berusaha mengumpulkan kesadarannya. Dia lalu tersenyum lembut. "Tentu saja. Nyonya cantik sekali." Kalimat terakhirnya terdengar ambigu. Aku tidak tahu apa maksudnya bicara begitu. Sebelum sempat bereaksi, aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitku. "Ssh ... " Tubuhku refleks sedikit meringkuk ke belakang. Miko tertawa, seolah sangat terhibur. "Nyonya sensitif sekali." Ucapannya membuatku makin malu. Wajahku sudah memerah, tatapanku tidak bisa fokus, bingung harus melihat ke mana. Melihatku seperti itu, Miko pun mengeluarkan sebuah penutup mata. Dia lalu bertanya dengan penuh perhatian. "Nyonya mau pakai penutup mata saja? Biar Nyonya bisa lebih menikmati pijatannya nanti." Aku berpikir sebentar dan akhirnya setuju. Kalau tidak, aku malah bisa melihat wajah Miko tepat di depan mataku. Aku tidak mungkin menatapnya selama dua atau tiga jam penuh. Rasanya terlalu memalukan. Miko seperti mau membantuku memasangkan penutup mata itu, tapi aku buru-buru mengambilnya. "Aku ... biar kupakai sendiri." Miko mengangguk dan tidak memaksa untuk memakaikannya. Setelah memakai penutup mata, pandanganku jadi gelap. Rasanya juga tidak begitu canggung seperti sebelumnya. Tapi semua sensasi tubuhku sekarang tertuju pada dadaku. Harus kuakui kalau teknik Miko memang bagus. Pijatannya terasa lembut tapi tetap bertenaga, membuatku merasa nyaman. Tekanannya makin kuat perlahan. Telapak tangannya yang hangat terus meremas dan memijat. Tubuhku jadi lebih sensitif setelah melahirkan. Aku mana tahan menerima pijatan seperti ini dari seorang pria. Sekujur tubuhku mulai memanas, tubuhku pun mulai bereaksi. Aku merasa sedikit lega karena tadi memutuskan pakai penutup mata. Kalau tidak, Miko pasti bisa melihat tatapanku yang sedang bergairah ini. Terapi laktasi berlangsung sekitar lebih dari dua jam. Wajahku makin merah menjelang akhir. Tiba-tiba Miko juga menambah tekanan pijatannya. Dia memijat lumayan keras sampai aku tidak tahan dan mendesah. "Ah ... " Pikiranku yang tadinya tidak fokus, mendadak jadi bisa berpikir jernih. Aku refleks menutup mulut dengan tangan sendiri, kedua telingaku terasa panas. Aku tidak bisa melihat ekspresi Miko, tapi suara rendahnya langsung terdengar di telingaku. "Nyonya, ada benjolan yang perlu dipijat lumayan kuat di sini supaya lebih mendingan." Miko terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, "Selain itu, Nyonya juga nggak perlu menahan diri. Wajar kok kalau mau mendesah saat dipijat." Aku benar-benar malu, ingin sekali rasanya menghilang dan sembunyi dari sini saking malunya.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.