Bab 13
Wajah Yurilia seketika pucat pasi, pandangannya panik dan bergetar, tetapi dengan segera air matanya mengucur makin deras. Dirinya memegangi lengan baju Mervis, menangis makin memilukan. "Bebbe ... dengar penjelasanku ... aku bukan sengaja memfitnahnya, aku cuma ... cuma khilaf sesaat ...."
Menatap wajah yang kini terasa begitu asing bahkan sedikit menjijikkan itu, mendengar pembelaan lemah tak berdayanya, benteng yang dibangun Mervis selama sepuluh tahun dan apa yang dirinya sebut "cinta mendalam", runtuh seketika.
Untuk pertama kalinya, Mervis merasa wajah yang dulu membuatnya terpesona itu kini tampak begitu palsu, begitu ... membuatnya muak.
Dirinya dengan kasar menepis tangan Yurilia, tatapannya sedingin es, "Khilaf sesaat? Karena khilaf sesaatmu, nyaris merenggut satu nyawa! Kak Rilia, bagaimana bisa kamu jadi orang seperti ini!"
Selesai berkata, si pria tak lagi menatap wajah pucat dan mata yang tersirat rasa putus asa itu, berbalik pergi dengan langkah tegas.
Kali ini, di dalam

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda