Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 57

Vivian Ardiani bertanya, "Apakah dia bisa bermain bola basket?" Cindy menjawab lirih. "Dia cukup baik, nggak seburuk yang kamu katakan." Vivian merapikan rambutnya, sudut bibir terangkat sinis. "Kurasa dia paling-paling hanya pemain cadangan. Ya, kalau dibutuhkan, mungkin tugasnya juga melambai-lambaikan handuk." Cindy mengerutkan alis dan tidak menanggapi. Vivian melanjutkan ejekannya. "Orang kampungan seperti dia, bahkan yang terburuk di antara para pengagumku pun masih jauh lebih baik darinya." Di mata Vivian, Cindy benar-benar sedang menipu dirinya sendiri, memungut seorang yang sama sekali bukan siapa-siapa, tapi memperlakukannya seolah harta berharga. Untuk apa bersikap sok berkelas begitu? Berpura-pura seperti itu, apakah tidak melelahkan? Dia benar-benar mengira orang itu adalah pria tinggi tampan dan kaya? Cindy malas berdebat dengan Vivian, pikirannya terlalu dangkal. Tatapannya kembali terarah pada Felix yang berdiri di kejauhan. Ketika teringat wajahnya yang marah dan meneg

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.