Bab 12
Bastian segera keluar. Saat melewati taman, dia menyadari bahwa para tamu sedang berbisik-bisik, sesekali melirik ke arahnya.
Dia mengernyitkan dahi. Perasaan kehilangan kendali yang sulit diungkapkan tiba-tiba menyeruak di dalam hatinya.
Seluruh kesabarannya telah habis, dia ingin segera pergi ke rumah Keluarga Mireya.
Melihat wajah suram Bastian, asisten tidak berani bersuara, dia hanya bisa cepat-cepat menyalakan mobil dan melaju pergi.
Sepanjang perjalanan, Bastian terus mencoba menghubungi Vania, tetapi ponsel wanita itu tidak aktif.
Di obrolan WhatsApp hanya ada tanda centang satu, dia hampir tidak percaya bahwa Vania memblokir nomornya!
Apa yang sebenarnya terjadi?
Ada sesuatu yang mengganjal di hati Bastian. Seiring mobilnya melaju, hati Bastian makin tidak tenang.
Nomor Vania tidak bisa dihubungi, jadi dia hanya bisa menelepon Rudi, tetapi yang mengejutkannya, ponsel Rudi juga mati.
Bastian menggigit bibir dengan keras, hatinya makin merasa tidak tenang. Dia menggenggam ponsel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda