Bab 15
"Memang benar dia selalu membantumu, tapi semua yang dia lakukan masih dalam batas wajar. Justru kata-katamu yang terdengar seolah-olah kamu menganggap dirimu seperti orang yang nggak bisa dijangkau."
Shifa menganalisis dengan singkat, sementara Yasmin meringkuk di sofa dengan penuh penyesalan.
"Tapi aku benar-benar nggak sengaja. Aku hanya merasa, dengan semua kekacauan yang terjadi di sekitarku, mungkin akan lebih baik kalau dia menjauh dariku. Jadi, dia nggak akan mendapatkan banyak masalah," jelas Yasmin.
Selama bertahun-tahun hidup di Keluarga Quiny, Yasmin terpaksa menampilkan sisi dinginnya sebagai topeng. Perkataannya yang tajam hanyalah cara agar dia tidak berutang budi pada orang lain.
"Kalau kamu benar-benar menyesal, carilah kesempatan untuk meminta maaf padanya."
Shifa tersenyum sambil menawarkan solusi, lalu meninggalkan kediaman Yasmin.
Yasmin menatap langit-langit sambil menghela napas dalam-dalam. Namun, setelah mengucapkan kata-kata seperti itu hari ini, bukankah Yasm

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda