Bab 17
"Kakak?"
"Sejak kapan aku menjadi kakaknya? Sejak kapan kamu menjadi ibuku? Sofia, aku menghormatimu hanya karena kamu menikah dengan ayahku, jangan pikir aku mudah ditindas."
Begitu Yasmin mengucapkan kata-kata ini, Wilson langsung menamparnya. Yasmin memegangi pipinya yang terasa panas, telinganya pun berdenging.
"Wilson, kamu nggak pantas menjadi ayahku!" bentak Yasmin.
Kemudian, Yasmin langsung berlari memasuki pintu pemeriksaan keamanan kompleks. Sofia hendak mengejarnya.
"Nggak perlu dikejar, dia nggak akan membukakan pintu untukmu. Kamu hanya akan berdiri di depan pintu dengan penuh kecemasan."
Sofia begitu cemas hingga mengentakkan kakinya, lalu berkata, "Sayang, kenapa kamu harus memukulnya tadi? Kalau kita bicara lebih banyak, mungkin dia akan setuju."
Wilson menanggapi, "Nggak peduli dia mau atau nggak, dia harus setuju!"
Wilson sudah punya rencana di benaknya. Hanya saja, dia tidak akan bertindak kecuali dalam keadaan mendesak.
Di pagi hari, sinar matahari menembus kaca, di

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda