Bab 932 Anak Tidak Berbakti Itu Kakakmu
Dalam sekejap, kedua kapal saing mendekat. Jarak diantara keduanya hanya berkisar lima puluh meter.
Ketika keduanya semakin mendekat, pertempuran tidak dapat terelakkan lagi bahkan jika tidak ada seorang pun yang yang berani menembak.
Tyr berdiri di atas perahu dan menatap ke arah Kirin saat posisi mereka semakin dekat. Bahkan, sikapnya tampak lebih tenang saat keduanya saling berhadapan.
Sementara itu, Kirin, yang berada di atas perahu lainnya, dengan wajahnya yang bengis tampak mulai menggertakkan giginya.
“Tyr Summers, ini adalah hari yang kunanti. Aku ingin kau mati. Aku ingin kau mati!”
Tiba-tiba, dari balik sungai tempat Kirin berada, muncul beberapa perahu nelayan.
Pada saat itu, salah satu perahu nelayan yang tampak terlihat normal berisikan seorang pria yang memiliki aura yang sangat mendominasi. Sosok itu tak lain adalah kepala keluarga Summers—Draco Summers.
Di sebelahnya tampak sosok Raiden Black.
Draco sudah berada di sana sejak awal. Dia telah mendapat kabar bahwa hari ini Luc akan bertarung dengan Tyr dan orang yang mengatur semua ini adalah putra bungsunya sendiri yaitu, Kirin.
Putra bungsunya sedang berusaha untuk membunuh putra sulungnya. Siapa pun akan mengalami pergulatan batin dalam menghadapi situasi seperti ini.
Tentu saja, keluarga Summers merupakan keluarga yang sangat rumit. Selain itu, Kirin dan Draco juga saling menyimpan dendam yang mendalam antara satu sama lain. Jadi, sulit bagi Draco untuk menghentikan semua hal yang terjadi.
Pada akhirnya, Draco memilih untuk menyaksikan jalannya pertempuran. Dia tidak memberitahukan tentang kehadirannya. Sebagai gantinya, dia menyewa sebuah perahu nelayan dan datang bersama Raiden untuk menyaksikan jalannya pertempuran.
Pada awalnya, Draco merasa gugup ketika melihat Tyr, terutama ketika dia menyaksikan Luc memasukkan cairan Spider kedalam tubuhnya dan seketika tubuhnya berubah menjadi monster. Dia hampir saja bergegas untuk menghentikan pertempuran tersebut.
Draco selalu memikirkan Tyr didalam hatinya. Dia bahkan ingin membawa Tyr kembali kedalam keluarga Summers. Ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Dia ingin membalas semua rasa penyesalannya ketika wanita tua itu dan Lyra telah mengusir Putra sulungnya dari keluarga Summers.
Namun, Tyr yang sekarang sangat jauh berbeda dari sosoknya yang dulu. Bahkan ketika Draco ingin membuka hatinya untuk Tyr, pria itu tidak memberikan kesempatan sedikitpun.
Ini semua karena kesalahan yang telah di buat oleh Draco.
Hari ini, Draco tidak bisa melihat putranya mati dalam keadaan seperti itu, dan untuk itu dia berniat menghentikan pertempuran yang baru saja terjadi. Namun dia tidak pernah menduga jika Tyr saat ini lebih kuat dari yang dia kira sebelumnya. Meskipun Luc telah berubah menjadi seorang monster, namun tetap saja dia bukan tandingan Tyr.
Hatinya mulai terasa tenang, dia sempat berpikir bahwa semuanya sudah berakhir. Namun, dia tidak pernah menyangka jika putra bungsunya semakin menjadi brutal dan mulai memutuskan hubungan baik mereka dengan Enam Pintu dan mengabaikan segalanya hanya untuk dapat membunuh Tyr.
Pada saat ini, Draco terlihat sangat murka.
Ini bukan hanya karena kedua putranya memiliki keinginan untuk saling membunuh tetapi dia juga mempertimbangkan kondisi, dimana putranya akan berhadapan dengan sosok Tyr yang saat ini menjabat sebagai ketua organisasi di Enam Pintu dan hal itu akan menyebabkan konflik yang besar. Jika itu terjadi, bahkan jika keluarga Summers memiliki dukungan yang kuat sangat kuat, mereka tidak akan mampu menangani situasi ini.
Sebelumnya, keluarga Summers dan Enam Pintu telah membangun sebuah komitmen. Karena ini adalah masalah pribadi yang terjadi antara Tyr dan keluarga Summers, pihak berwenang tidak akan melakukan apa pun untuk ikut campur selama mereka tidak menjadikan masalah ini semakin besar.
Namun, tanpa di duga. Jika masalahnya semakin membesar, maka seluruh keluarga Summers akan menghadapi dampak yang sangat luas.
"Psikopat, orang gila itu benar-benar sakit."
Draco, yang berada diatas kapal, terlihat sangat marah. Ekspresi Raiden dan yang lainnya juga mulai berubah. “Dari hari kehari sikap tuan muda semakin bodoh. Sulit dipercaya bahwa dia ingin melakukan semua ini. Tuan, kita harus bergerak cepat dan menghentikan tuan muda. Kalau tidak, semua ini tidak akan terkendali, konsekuensinya akan sangat mengerikan. Bahkan dengan latar belakang yang dimiliki oleh keluarga Summers sekalipun, akan sulit untuk menekan semua ini. ”
"Brengsek, orang gila itu."
Pembuluh darah Draco mulai bermunculan sekitar dahinya. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Kirin.
Pada saat itu, di atas sebuah kapal, Sosok Kirin terlihat semakin mendekat dengan kapal yang ditumpangi oleh Tyr. Semakin mendekat, maka wajahnya terlihat semakin sinis dan bersemangat.
Tiba-tiba, teleponnya berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat sang ayah tengah memanggilnya.
Ekspresi Kirin seketika berubah. Namun, dia mengabaikan panggilan itu dan terus bergerak maju.
Telepon terus saja berdering seperti nyala bel yang tiada henti.
“Ahhhh!” Kirin berteriak dengan gila. Dia ingin sekali membuang ponselnya ke dalam sungai Pine. Tapi, pada akhirnya, dia mengurungkan niatnya.
"Ada apa?", Kirin terlihat mengurungkan niatnya
“Kirin, berhenti sekarang juga. Apa kau sudah gila? Kau memang gila?
"Apakah kau tahu apa yang sedang kau lakukan sekarang? Apakah kau tahu kau sedang berhadapan dengan siapa? Kembalilah sekarang juga, kembali…”
Draco meraung melalui telepon. Setiap kata yang dia katakana mulai memicu saraf Kirin dengan buruk.
"Apakah kau?"
"Aku ada di belakangmu. Sebaiknya kau kembali sekarang juga. Kau sungguh kasar, kembalilah. ”
"Hehehe!"
Kirin mulai tertawa dengan tawanya yang jahat. “Ayah, apakah kau khawatir aku akan menyakiti putra sulungmu? Jangan lupa bahwa aku juga adalah anakmu.
“Sejak aku masih kecil, kau tidak pernah mengakui aku karena aku tidak sebaik Tyr. Hari ini, aku akan menunjukkan kepadamu bahwa aku lebih kuat dari Tyr. ”
"Dasar tidak tahu diri, dia adalah saudaramu sendiri."
“Dia bukan lagi bagian dari keluarga Summers. Dia telah diusir dari keluarga ini.” Kirin mengeluh, “Sejak dulu dia tidak pernah menganggapmu sebagai ayahnya. Jangan terlalu bersemangat dengan perasaanmu yang sepihak itu. Draco Summers ingat, kau hanya memiliki satu putra, dan itu adalah aku, Kirin Summers.
“Hanya ada satu orang pewaris keluarga Summers, dan itu adalah aku, Kirin Summers.
“Hari ini juga, Tyr harus mati; bahkan para dewa sekalipun tidak akan bisa menyelamatkannya saat aku mengatakan seperti itu!”
Usai berbicara, Kirin melemparkan teleponnya ke samping. Dia mulai menjadi gila. Dia benar-benar gila. Bahkan ayahnya sendiri, Draco Summers, tidak bisa menghentikan langkahnya untuk melawan Tyr.
Saat dia melihat kearah perahu akhirnya Kirin dapat berhasil mendekati Tyr, Draco dengan kesal melemparkan ponselnya ke lantai.
“Raiden, ikuti aku. Yang lainnya juga, ikuti aku.
“Dia pemberontak. Dia benar-benar pemberontak.”
Draco meraung seperti seekor harimau dan mengungkapkan kemarahannya yang meledak-ledak.
Di belakang perahu nelayan berbaris beberapa buah speedboat, Draco dan Raiden menaiki salah satunya, dan di bawah iringan empat sampai lima speed boat, semuanya bergegas menuju kapal pesiar yang ada didepannya.
“Tuan muda, banyak speed boat yang berdatangan dari belakang kita. Itu adalah tuan besar. ”
"Apa?"
Kirin berbalik dan melihat ke belakang. Seperti yang telah dia duga, dia melihat sosok Draco berada di atas speed boat dengan ekspresinya yang marah.