Bab 11
Pintu mobil di belakang sudah tertutup.
Caroline sama sekali tidak bisa keluar dari mobil ini meskipun dia ingin melakukannya. Jadi Caroline hanya bisa duduk di bagian paling ujung untuk membuat jarak di antaranya dengan Alan.
Pria itu menyilangkan kaki kedua kakinya, lalu bertanya sambil mengangkat alisnya, "Pak Alan? Panggilan ini terasa sedikit formal. Aku masih ingat saat pertama kali kamu panggil aku dengan namaku, kamu terlihat seperti seekor burung merak yang sombong. Kenapa? Apakah kamu sedang pura-pura jadi burung puyuh sekarang?"
Caroline melirik wajah datar pria itu, lalu segera menurunkan tatapannya. "Pak Alan, waktu itu aku masih sangat muda dan naif. Aku minta maaf kalau nggak sengaja buat Anda marah."
Ekspresi Alan sedikit memasam, dia berkata dengan tenang, "Carol, dulu aku nggak peduli dengan masalah itu, apa lagi sekarang? Kamu nggak perlu bersikap begitu hati-hati di depanku."
Caroline tertegun sejenak, lalu mengangguk.
Saat melihat Caroline mengangguk dengan patuh,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda