Bab 17
Saat pintu ruang rapat terbuka, Paul sedang berdiri di depan jendela sambil merokok dengan cemas.
Dia sudah beberapa kali ingin meninggalkan tempat ini, tapi selalu dihentikan oleh pria kekar yang berjaga di luar pintu.
Paul mengetahui jika mereka adalah anak buah Alan.
Setelah melihat orang yang datang dengan jelas, Paul mematikan rokok di tangannya, lalu menatap Caroline dengan tatapan yang membara dan penuh kasih sayang. "Carol, aku datang untuk jemput kamu pulang."
Dia mengabaikan Alan yang berdiri di samping Caroline.
Caroline menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata dengan dingin, "Paul, aku sama sekali nggak nyangka kalau wajahmu begitu tebal."
Napas Paul tercekat saat mendengar ini, hatinya juga dipenuhi oleh penyesalan.
"Carol, aku tahu kamu masih membenciku. Benci karena aku salah paham padamu, benci karena aku mendorongmu ke dalam neraka .... Tapi tolong dengarkan penjelasanku, dalang di balik semua ini adalah Lucy. Aku juga ditipu olehnya, jadi aku ...."
"Carol! Aku b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda