Bab 89
Di sampingnya, ada Arnold.
Dia mengenakan setelan jas lengkap dengan mantel hitam, berdiri di tengah pemandangan hujan dengan aura elegan dan tak tersentuh.
"Aku Dewi Saham. Kamu boleh panggil aku Lili," sapa Lilith dengan santai pada putrinya.
Lili adalah nama kecilnya.
"Baiklah, Tante yang nggak penting." Janet tetap tersenyum manis seperti biasa sambil mengirim pesan ke ibunya.
[Ibu, ini darurat! Cepat datang ke arena ski! Kakak masih belum menyerah. Dia mau main belakang!]
"Kamu sedang apa di sini?" Jayden mengernyitkan dahi saat melihat kemunculan adiknya.
Tadinya dia berniat diam-diam menjodohkan Dewi Saham dengan Arnold di tempat ini.
Namun, tiba-tiba, Janet muncul dan merusak rencananya.
Janet mendengus, malas menanggapi kakaknya. Dia berkata pada Lilith, "Tante yang nggak penting, Ibuku sebentar lagi akan sampai. Kami mau bersenang-senang berempat, Tante pasti nggak mau jadi orang ketiga, 'kan?"
Begitu mendengar nama Lilith, ekspresi Jayden langsung berubah. "Kenapa kamu pangg

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda