Bab 50
Jenny dan Pak Yanto sedang berlatih tinju sejenak. Ketika masuk ke kamar, dia bertemu dengan Bernard.
Jenny melambaikan tangan sambil tersenyum. "Pak, sudah bangun? Bagaimana rasanya?"
Jenny mengenakan pakaian olahraga ketat berwarna hitam, yang membuat posturnya terlihat tegap dan anggun, serta lekuk tubuhnya yang menawan.
Senyumannya tulus. Mata indah gadis itu berbinar sangat cantik, membuat orang yang melihatnya merasakan damai.
Tatapan Bernard makin dalam. Pria itu berjalan mendekati Jenny.
"Aku merasa lebih baik." Setelah terdiam sejenak, Bernard bertanya, "Kapan pengobatan selanjutnya?"
Jenny tersenyum, "Terserah Bapak, sebaiknya dilakukan malam hari."
"Oke. Malam ini, aku sibuk. Kalau begitu, besok malam di kamarku."
Jenny mengikuti langkah Bernard, kemudian berkata, "Pak, aku melihat ada lapangan tembak di gedung sebelah, boleh aku belajar menembak?"
Bernard menatapnya, kemudian menjawab, "Boleh, tapi hati-hati."
Lapangan tembak milik Bernard menggunakan senjata sungguhan deng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda