Bab 58
Narendra tersenyum lebar dan melambaikan tangan, "Lupakan saja, lagi pula tanganmu sudah patah, aku nggak rugi apa-apa. Hari ini aku sedang baik hati, aku maafkan kamu."
Jenny merasa tak ada alasan lagi untuk terus mengabaikan Yovan, jadi dia hanya mengangguk pelan.
Syane terus menatap dengan ekspresi tak percaya.
Kakaknya ternyata tidak membaca surat permintaan maaf yang sudah dia siapkan, malah mengakui kesalahan dan meminta maaf dengan tulus.
Kenapa begitu?
Kakaknya tidak salah sama sekali!
Narendra yang harusnya dihukum, bukan? Dia yang salah!
Yovan turun dari panggung, masih dalam keadaan bingung.
Semua orang mengelilinginya, masing-masing berebut memberi penjelasan.
Dia baru sadar bahwa mereka telah salah paham.
Jadi tadi, suara protes mereka ditujukan kepada Narendra.
Namun sekarang, itu sudah tidak penting lagi.
Perasaan itu sudah menancap dalam hatinya, mengikis separuh dari rasa sombongnya.
"Kakak." Syane melihatnya dengan penuh belas kasihan, "Kenapa kamu nggak bacakan surat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda