Bab 92
Setelah tidak terdengar suara dari tangga, Narendra bersiap turun ke bawah.
Namun, suara langkah kaki terdengar dari belakang. Begitu menoleh, dia melihat Syane juga selesai ujian lebih awal.
Dia mengangkat alis. Teringat apa yang baru saja dia dengar tadi, tatapannya pada Syane jadi penuh makna.
Syane agak terkejut melihat Narendra.
Ternyata pemuda ini juga menyerahkan kertas ujian lebih awal. Itu berarti dia juga sudah menyelesaikannya!
Sial!
Syane melangkah cepat mendekat, menampilkan senyum yang menurutnya paling menawan dan menggoda, lalu berpura-pura santai bertanya, "Narendra, gimana hasil ujiannya?"
Narendra menyilangkan tangan di dada, menatapnya sambil menyeringai. "Pasti lebih bagus dari kamu."
Hati Syane menegang, senyumnya hampir runtuh. "Ya? Kalau begitu kamu pasti yakin bisa juara satu, ya?"
"Juara satu? Gampang banget!" Narendra sengaja menyeringai dan bertanya, "Kamu gimana? Soal tambahan terakhir berhasil dikerjakan nggak?"
Syane tersenyum dan berkata, "Iya, berhasil.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda