Bab 99
Pelayan dengan diam-diam membawa nampan ke taman, meletakkan segelas air putih di samping Bernard, dan segelas teh buah di samping Jenny, lalu perlahan-lahan mundur tanpa suara.
Bernard dengan santai bersandar di sandaran kursi santai, mata yang dinaungi bulu mata panjang itu merunduk, menatap Jenny tanpa berkedip.
Jari-jarinya yang ramping dan putih secara tidak sadar mengetuk-ngetuk pegangan kursi.
Sudut bibirnya bahkan tersenyum kecil dengan penuh kasih sayang.
Jenny yang sedang asyik membaca buku makin tenggelam, akhirnya memilih untuk berbaring di kursi goyang, menikmati membaca buku dengan penuh perhatian.
Setelah lebih dari setengah jam, Bernard perlahan-lahan meninggalkan taman, dan Jenny tidak menyadarinya.
Ketika sadar, beberapa jam sudah berlalu dan pelayan memanggilnya untuk makan.
Di meja makan, Jenny dengan semangat bertanya pada Bernard, "Pak, boleh nggak aku mencoba menembak nanti?"
Dia sudah membaca sebagian besar buku itu dan merasa dirinya sudah siap untuk mencobanya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda