Bab 33
Sopir taksi bertanya bingung, "Ibu, jadi berangkat?"
Tanpa ragu Nayara membuka pintu, masuk, dan berkata, "Jalan."
Dari ujung telepon, suara Elvano terdengar panik bercampur amarah, "Sesuatu terjadi pada Nana, kamu harusnya langsung telepon Dokter Brananta! Apalagi Nana bilang, kamu yang mendorongnya. Jadi masalah ini wajib kamu yang bereskan! Sekarang keadaannya gawat, jangan paksa aku ngomong kasar!"
Kasar?
Nayara menunduk dan tersenyum tipis. Memangnya ucapan sekeras apa pun bisa lebih kejam daripada yang sudah mereka lakukan padanya?
Dia merapikan rambutnya yang kusut, menatap keluar jendela mobil, sorot matanya lebih mantap dari sebelumnya, "Sejak berita kematian Elvano, urusan Keluarga Atmadja sudah nggak ada hubungannya lagi sama aku. Aku nggak akan mengorbankan muka Keluarga Santosa demi Nana-mu itu. Kalau kalian bilang aku yang dorong, silakan tunjukkan buktinya. Aku sibuk, masih harus menyambut tamu Keluarga Santosa. Kalau nggak ada bukti, jangan ganggu aku lagi. Kalau ada, b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda