Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 58

Ternyata benar gadis pemalu. Kenapa masih memanggilnya Tuan Alestan? Bi Lanny menjelaskan dengan sabar, "Tuan Muda bilang harus bahas kerja sama di perusahaan, sepertinya mau tanda tangan kontrak atau semacamnya, jadi dia pergi dulu. Tuan muda juga bilang, kalau kamu sudah bangun, tanyakan saja mau sarapan apa. Saat pulang nanti, dia baru antar kamu pulang ke Keluarga Santosa." Saat ini, pikiran Nayara dipenuhi dengan ingatan tentang malam kemarin, di kamar mandi dan di ranjang. Membayangkan itu, pipinya langsung memerah. Untungnya Alestan tidak ada karena urusan kerja. Kalau ada, pasti suasananya akan sangat canggung. Nayara melambaikan tangan, "Nggak perlu siapkan sarapan, juga nggak perlu Tuan Alestan pulang dan mengantarku secara khusus. Aku bisa pulang sendiri." Setelah berkata begitu, Nayara buru-buru keluar kamar. Begitu turun tangga, dia melihat Paman Pradipta dan Bibi Ayudya sedang minum teh. Langkah Nayara jelas lebih pelan. Dia tersenyum dan menyapa, "Paman, Bibi, terima kas

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.