Bab 12
Perbatasan Valmora Timur dilanda perang.
Talita bergerak di antara kerumunan korban yang terluka. Pakaiannya sudah berlumur darah dan keringat. Dia baru bisa bernapas lega saat petugas medis pengganti tiba.
Dia duduk di kotak amunisi yang penuh debu, sambil memijat betisnya yang pegal. Tatapannya menerawang jauh ke kepulan asap yang masih membubung di kejauhan.
Setelah pergi ke luar negeri, dia awalnya ingin melanjutkan studinya.
Namun, penyiksaan yang dia alami di negara asalnya membuatnya depresi. Setiap malam dia selalu bermimpi disiksa dan dihina. Rambutnya juga sampai rontok parah.
Di saat terpuruk seperti itu, dia tahu mengenai Operasi Fajar. Talita pun langsung ikut mendaftar tanpa pikir panjang.
Dalam beberapa bulan selanjutnya, dia ikut gabung dengan pasukan besar yang ditempatkan di berbagai zona perang.
Rasanya memang melelahkan. Hidup Talita jadi lebih menegangkan. Tapi itu malah membuatnya jadi tidak punya waktu untuk tenggelam dalam masa lalunya yang menyakitkan.
"Talita,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda