Bab 16
"Balasan?"
Pandangan Winda makin lama makin kabur. Dia menatap benci sekaligus marah pada Toni dan Satya. Dua pria itu hanya diam menatapnya yang sedang kesakitan.
"Haha, kamu bilang ini balasanku? Bagaimana dengan kalian? Toni, Satya! Kalian kira kalian nggak bersalah?"
"Kalian yang mengatur rencana untuk menjebak Nia! Kalian berdua juga akan dapat balasannya!"
"Ya! Aku memang sudah merundung Nia, tapi itu semua nggak sebanding dengan kalian yang sudah menipu dan mempermainkannya, 'kan?"
Napas Winda sudah tidak beraturan karena menahan sakit. Suaranya bahkan sudah terdengar gemetar.
Dia bisa melihat wajah kedua pria itu memucat. Keinginan untuk balas dendam makin kuat dalam hati Winda. Dia menggertakkan gigi dan melanjutkan ucapannya.
"Kalian ... kalian yang paling menyakiti Nia!"
"Kamu konyol sekali, Toni ... Video permintaan maaf yang kamu kira tulus itu, malah hanya jadi sebuah lelucon!"
"Nia nggak akan pernah memaafkan kalian selamanya ... selamanya!"
Winda jatuh pingsan usai meng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda