Bab 18

Nia sudah setengah bulan berada di zona perang. Meski sempat panik dan bingung di hari pertama datang, kini dia bisa segera menyesuaikan diri dengan kehidupan di sini. Dia menerima banyak pasien luka-luka setiap hari. Ada yang terluka akibat senjata tajam, peluru nyasar, bahkan ledakan bom. Beberapa orang juga tiba di rumah sakit dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Sementara kebanyakan pasien yang mengalami luka berat juga akan berujung cacat. Dalam seminggu terakhir, dia sudah melihat banyak orang harus kehilangan orang terkasih mereka. Ada yang kehilangan keluarga, pasangan, dan banyak juga yang bernasib sama seperti sepasang adik kakak hari ini. Nia yang awalnya ikut sedih, kini lama-lama jadi terbiasa. Dia juga jadi tidak punya waktu untuk memikirkan masa lalunya yang sempat dirundung, ditipu, serta dipermainkan. Dia bahkan tidak sempat membuka ponsel untuk melihat kabar dari negara asalnya saat di sini. Luka yang dulu terasa begitu merasuk dalam jiwa raga Nia, kini seolah tidak ad