Bab 9
Di tempat pesta kelulusan.
Leo menggenggam ponselnya erat, tubuhnya gemetar tanpa henti.
Dia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari Safira akan menutup teleponnya seperti itu.
Ketika dia mencoba menelepon kembali, yang terdengar hanyalah suara mekanis yang dingin, memberi tahu bahwa ponsel Safira sudah tidak aktif.
'Apa yang sebenarnya terjadi?'
'Safira hanya diam, tapi aku tadi dengar ada pengumuman penerbangan. Dia sedang di bandara?'
'Ini nggak mungkin! Safira naik pesawat sendirian? Ke mana dia pergi?'
"Kak Leo, kamu kenapa?" tanya Nidya yang mendekat setelah menyadari kegelisahan Leo.
Leo memberitahunya bahwa dia tidak bisa lagi menghubungi Safira.
"Jangan khawatir, Kak. Sebelum pergi, aku sempat menemuinya, dia ada di kamarnya. Dalam waktu sesingkat itu, nggak mungkin dia pergi ke tempat lain."
Menyadari bahwa Leo masih terlihat gelisah, Nidya menggenggam tangannya dengan raut wajah penuh rasa bersalah. "Kak Safira pasti masih marah padaku karena merebut patennya. Semua ini sala

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda