Bab 11
Rasa tidak berdaya dan panik menguasainya.
Primus pulang dengan putus asa ke vila yang kini terasa dingin dan hampa.
Kekacauan di ruang tamu menjadi bukti kalau semua yang terjadi tadi bukan mimpi.
Dia berjalan terhuyung ke rak minuman, meraih sebotol minuman keras dan meminumnya langsung dari botol.
Cairan panas membakar tenggorokan dan perutnya, tapi tetap tidak bisa menghangatkan tubuhnya yang dingin.
Dia jatuh terduduk di tengah kekacauan dan matanya menangkap selembar dokumen yang basah oleh tumpahan alkohol. Itu adalah salinan perjanjian cerai yang dulu Dominic berikan dan dia tandatangani tanpa membacanya.
"Kotor, terlalu kotor ...."
"Aku nggak pernah mencium Evita, aku juga nggak pernah tidur dengannya."
"Meski Dominic kalah dari Evita dalam segala hal, tapi dia bersih ...."
"Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta?"
"Nanti setelah operasi ... sembunyikan dengan baik ...."
"Aku akan menebusnya dengan baik ...."
Kalimat demi kalimat kejam yang pernah dia ucapkan, bergema seperti

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda