Bab 163 Sungguh Ingin Membunuh Hardy dengan Tangan Sendiri
Saat keluar, Susan tanpa sengaja menabrak seorang wanita. Dia buru-buru berkata sambil memegang ponselnya dan berkata, "Maaf, tadi aku nggak lihat."
Begitu mengangkat pandangannya, Susan merasa wanita itu terlihat agak familier.
Wanita itu menjawab dengan pengertian, "Nggak apa-apa."
Setelah berkata begitu, wanita itu langsung pergi.
Susan berdiri di tempat, alisnya berkerut. Apa itu hanya perasaannya saja?
Wanita itu jelas baru pertama kali ditemuinya, mengapa Susan merasa ada rasa tidak asing yang sulit dijelaskan, seolah-olah mereka saling mengenal?
Tapi wajah itu benar‑benar terasa asing.
Susan berpikir, mungkin memang dia terlalu mengada‑ada.
Dia mengeluarkan ponsel dan membalas telepon Miko, "Mungkin aku akan berada di Kota Pujara beberapa hari, urusan memilih duta merek kita tunda sampai aku kembali saja."
Dia harus bertemu langsung ketiga selebritas itu. Hanya dengan begitu dia baru bisa membuat pilihan yang tepat, sekaligus mengetahui detail pribadi dan watak mereka.
Miko mena

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda