Bab 183 Untungnya Dia Cukup Cerdik
Setelah Susan pergi, Kama membetulkan kacamatanya. Ada kilatan gelap di matanya. Dia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Milana.
Tak lama kemudian, Milana membalas pesannya. Wanita itu menyuruhnya agar terus bersembunyi dan membocorkan data eksperimen obat begitu selesai dibuat.
Tepat di saat Kama hendak membalas pesan, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk bahunya dari belakang.
Saking terkejutnya, ponsel Kama sampai hampir jatuh ke lantai.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa begitu terkejut?" Citra menatapnya sambil tersenyum.
Wajah Kama terlihat panik sejenak. Dia buru-buru mematikan layar ponselnya dan berkata dengan kesal, "Kok muncul tiba-tiba seperti itu? Kamu hampir bikin aku kaget setengah mati."
"Kalau begitu, sebagai kompensasinya, aku traktir kamu camilan malam saja." Citra meregangkan badannya. "Setelah bekerja keras begitu lama, akhirnya obatnya hampir siap. Ayo kita pergi rayakan."
Kama mengangguk tanpa ekspresi, lalu melirik sang guru yang masih sibu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda