Bab 208 Tapi Kamu Hampir Kehilangan Nyawa
Hardy melepaskan tali di tubuh Riana, menggenggam tangan Riana dan langsung berjalan keluar.
Melihat punggung Hardy, air mata Riana jatuh tanpa bisa ditahan. "Hardy, punggungmu ... "
"Bu, aku nggak apa-apa." Hardy masih tersenyum, meski wajahnya pucat. "Aku mau bilang sesuatu, tapi Ibu nggak boleh marah."
Ujung hidung Riana terasa perih. Di saat seperti ini mana mungkin dia marah; hatinya saja hampir remuk.
"Ibu nggak marah, Ibu nggak marah ... " Riana terisak.
Hardy tidak ingin Riana menyalahkan Susan. Bagaimana pun juga, mereka berdua telah dimanfaatkan dan dijebak.
"Sudahlah, nanti saja aku ceritakan." Hardy khawatir kalau diceritakan sekarang justru membuat Riana makin cemas. Jadi, lebih baik ditunda di lain waktu.
Riana tidak memaksa bertanya.
Namun, melihat luka itu masih terus mengucurkan darah, air mata Riana tidak bisa berhenti. "Hardy, apa kamu nggak sakit?"
"Masih bisa ditahan." Di sekitar gudang tidak ada banyak orang, jadi Hardy cukup mudah membawa Riana pergi.
Riana seger

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda