Tangan ramping dengan buku-buku jari yang jelas Alfred terulur dan mencubit dagu Chelsea. Wajah tampan pria itu mendekat, napasnya membara.
"Seleramu terhadap pria buruk sekali."
"Be ... beraninya kamu menyerangku secara pribadi?" Chelsea tetap diam dan agak takut untuk bernapas.
Harus diakui kalau pria di depan ini sangat tampan hingga membuat orang tersipu dan jantung berdebar kencang.
Alfred terkekeh.
Ilusi napas yang bertautan membuat bulu mata Chelsea bergetar.
Kalau saja tidak bertemu Jason, mungkin Chelsea sudah bersama pria ini ....
Pikiran itu terlintas dalam benak Chelsea dan dia langsung buru-buru menghindari tatapan Alfred.
Dia hanya merasa seolah dupa di ruangan itu telah membuat pikirannya kacau.
Alfred merasa lebih baik dan melonggarkan cengkeramannya.
Chelsea menatap senyuman pria itu dan pikirannya berpacu sebelum buru-buru berkata.
"Pak Alfred, beri Grup Wirawan kesempatan."
Grup Wirawan hanya butuh kesempatan.
Alfred menunduk dengan senyuman samar tersungging di bibi