Bab 1
"200 miliar, cuma bisa menebus satu orang."
Sambil menghadap ponsel, si penculik bertanya dengan ketus, "Darren, yang satu istrimu dan yang lainnya selingkuhanmu. Pilih salah satu."
Di gudang bawah tanah, Valenna membelalakkan mata dengan linglung, benar-benar putus asa.
Dia diculik tiga hari lalu.
Judy juga diculik, yang dikabarkan sebagai selingkuhan suaminya, seorang aktris terkenal.
Melalui telepon, Valenna mendengar suara dingin dan kasar Darren di ujung sana. "Lagi main trik apa? Aku sudah membawa uang tebusan yang kamu minta dan kamu bilang cuma akan membebaskan satu orang?"
Penculik itu mencibir, "Darren, aku yang menentukan aturannya. Kalau kubilang bebaskan satu ya cuma satu. Apa yang bisa kamu lakukan?"
Napas Valenna menjadi berat.
200 miliar hanya bisa menebus satu orang, artinya Darren harus memilih di antara keduanya.
Namun entah mengapa meskipun Valenna adalah istri sah Darren dan sedang mengandung anaknya, dia merasa tidak berdaya di hadapan Judy.
Akankah Darren memilihnya?
Saat ini penculik itu mendekatkan ponsel ke arah Judy dan merobek lakban yang membungkam mulutnya.
Judy menangis tersedu-sedu. "Kak Darren, aku takut sekali ...."
Darren di ujung telepon seolah menahan napas. Pria yang biasanya angkuh dan cuek itu hanya berkata kepada Judy di telepon dengan lembut, "Judy, jangan takut."
Bibir Valenna bergetar hebat saat menatap ponsel yang dipegang preman itu dengan putus asa. Saat itu lakban di wajahnya juga dirobek.
Wajah garang si preman begitu dekat dengannya. "Nggak mau bilang sesuatu kepada suamimu? Valenna, kamu juga takut suamimu lebih memilih selingkuhannya daripada kamu? Kenapa nggak mohon padanya?"
Ponsel itu diserahkan padanya.
"Mohon padanya!"
Valenna tergagap, tetapi tidak ada suara yang keluar.
Keheningan menyelimuti ujung lain telepon.
Valenna telah mencintai Darren selama bertahun-tahun, tetapi dia selalu merasa hati pria itu sulit untuk luluh.
Mereka tumbuh bersama, tetapi Darren selalu mengabaikannya. Valenna hanya berani menyembunyikan perasaan jauh di dalam hati hanya karena Darren adalah cucu tertua Keluarga Sinor, sementara dia hanyalah seorang putri terlantar yang diadopsi oleh para pelayan Keluarga Sinor.
Bertahun-tahun lalu, ibu angkat menggalinya keluar dari gundukan tanah kecil dalam kondisi sekarat.
Valenna ditelantarkan oleh kedua orang tua sejak lahir dan terlahir dari keluarga rendah, mana mungkin layak untuk bersama Darren si pewaris Keluarga Sinor?
Terlebih lagi, Valenna lahir dengan bintik menjijikkan di wajah dan dia disebut monster jelek sejak kecil.
Namun, wanita buruk rupa ini menikahi Darren yang berkuasa.
Suatu hari, Darren tiba-tiba berkata kepadanya, "Valen, kelak aku akan menikahimu setelah kamu berusia 20 tahun."
Valenna sangat gembira.
Dia masih ingat dirinya berdiri di aula dengan bunga di tangan pada hari pernikahan itu.
Pria itu berkata saat pertukaran cincin, "Aku bisa memberikan semua yang kamu inginkan, tapi aku nggak akan mencintaimu."
Valenna mengira seiring berjalannya waktu, hati pria itu akan luluh. Akan tetapi ....
"Valenna ...."
Setelah terdiam yang cukup lama, akhirnya Darren berkata, "Menurutmu, untuk apa aku memilihmu?"
Pertanyaan itu membuat wajah Valenna pucat pasi dan tubuhnya menggigil hebat.
Jawabannya sudah jelas, pria itu akan memilih Judy.
Lalu bagaimana dengan Valenna?
Dia sedang mengandung anaknya.
Dokter bilang anak itu kembar. Darren boleh tidak menginginkannya, tetapi apakah dia juga tidak menginginkan salah satu dari bayi itu?
"Darren, aku nggak mau kamu memilihku, tapi masa kamu nggak menginginkan darah dagingmu sendiri?" tanya Valenna dengan suara gemetar, "Mereka masih sangat kecil. Aku nggak takut mati, tapi kedua bayi ini ... masa mereka nggak berhak untuk dilahirkan!?"
Penculik itu menarik ponsel dan berkata dengan ketus, "Oke, Darren, berikan aku jawabanmu."
Suasana menjadi sangat sunyi seolah seluruh dunia telah berlalu, rasanya sangat menyiksa.
Valenna menggigit bibir erat-erat, jantungnya berdebar kencang.
Tepat saat dia hampir putus asa, suara Darren datang dari ujung sana. "Judy."
Mata Valenna langsung membelalak, lalu menjadi muram.
Dia tumbang tanpa daya, air mata mengalir di wajah seolah jiwanya telah direnggut.
Darren tidak menginginkannya lagi ....
Juga tidak menginginkan bayi dalam perutnya.
"Darren, ini pilihanmu!" Si penculik tertawa dan mengakhiri panggilan.
Pada saat yang sama, Judy tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Valenna, sekarang sudah saatnya untuk menyerah!"
Para penculik melepaskan tali Judy dan wanita itu berdiri, menatap Valenna dengan penuh kemenangan. "Darren menginginkanku, bukan kamu. Sekarang kamu bisa mati!"
"Judy, kamu ...." Valenna baru sadar semua ini adalah jebakan Judy.
Semua ini untuk memaksa Darren membuat pilihan, memaksa Valenna mati agar dia berhak menggantikannya secara sah.
Pada akhirnya, Valenna kalah total.
Valenna berteriak histeris, "Judy, kejam sekali kamu!"
Judy berjalan mendekati Valenna dan menjambak rambutnya kuat-kuat.
Di tengah rasa nyeri saat kulit kepala ditarik, mata Judy tiba-tiba berkilat tajam saat menatapnya dan berkata.
"Valenna, beraninya kamu bersaing denganku? Lihat wajahmu yang menjijikkan itu! Pantas saja Kak Darren lebih suka menjalani bayi tabung daripada menyentuhmu! Menurutmu, kenapa Kak Darren mau menikahimu?"
Valenna menatapnya dengan linglung.
Judy membungkuk dan tersenyum puas. "Tahu nggak kalau darah tali pusarmu bisa menyelamatkanku?"
Valenna berteriak dengan tidak percaya, "Apa ...."
Judy berkata dengan angkuh, "Dia menikahimu cuma karena darahmu cocok dengan darahku dan darah tali pusar bayimu bisa menyelamatkan nyawaku. Darren mengasihanimu, jadi dia menikahimu cuma untuk memberimu gelar. Kami berdua sudah bertunangan sejak kecil, akulah tunangannya yang sah! Kamu ini apa?"
"Saat kamu hamil lima bulan, Darren sudah mengambil darah tali pusarmu dan membawaku ke Negara Merindo untuk menjalani prosedur. Sekarang kamu dan anak dalam kandunganmu sudah nggak berguna bagiku. Kamu cuma sumber darah!"
Valenna menggigil karena syok. "Omong kosong! Dia bukan orang seperti itu!"
Judy tersenyum sinis dan berkata, "Apa kamu mengerti orang seperti apa Kak Darren? Dia nggak pernah menginginkan anak di perutmu. Kalau nggak, kamu kira kenapa Kak Darren memilihku? Kamu sudah nggak berguna lagi!"
Setelah itu, Judy tertawa penuh kemenangan.
Wajah Valenna menjadi pucat pasi. Ucapan Judy jelas telah menyakitinya.
Darren sang suami meninggalkan Valenna dan anak mereka demi selingkuhannya.
Ternyata Darren menikahinya hanya demi darah tali pusar. Pria itu begitu tidak berperasaan dan kejam.
Judy tiba-tiba menarik pistol dari pinggang si penculik.
Valenna, "Mau apa kamu!?"
Judy bertanya dengan sinis, "Kamu pikir aku akan membiarkan anak haram itu tumbuh besar dan bersaing dengan anakku untuk mendapatkan hak waris?"
Valenna, "jangan!"
Pistol dikokang dengan bunyi "klik" ....
Laras pistol yang dingin itu menekan bagian bawah perut Valenna, raut wajah Judy terlihat ganas. "Beraninya kamu mengandung anak Darren!? Akan kulihat sendiri bagaimana anakmu mati di dalam rahim!"
Valenna berteriak ketakutan, "Jangan sakiti bayiku!"
Wajah Judy terlihat sangat kejam. Kini wajah yang dulu cantik telah berubah.
Penculik itu menghentikannya dan berkata, "Nona Judy, serahkan urusan pembuangan mayatnya padaku. Jangan kotori tanganmu."
Judy, "Pastikan tangan dan kakimu bersih."
Penculik, "Baik."
Tepat saat Valenna hendak meronta, tiba-tiba rasa sakit tumpul menjalar ke belakang leher dan dia langsung pingsan karena pukulan di leher.
Ketika Valenna terbangun, gudang itu telah dilalap api dan lautan api yang membara mengelilinginya dari seluruh sisi.
Di tengah kobaran api, balok-balok atap yang patah terus berjatuhan.
Valenna merangkak ke sudut, menatap reruntuhan yang runtuh, tangan masih erat melindungi perutnya yang berdenyut-denyut. "Ibu di sini ... sayang, jangan takut ... Ibu akan selalu melindungi kalian ...."
Valenna berkata dengan putus asa, "Darren, kamu mengkhianatiku. Aku nggak akan mati dengan tenang! Kalau ada kehidupan selanjutnya, aku akan membuatmu membayar kejahatanmu dengan darah!"
Kalau ada kehidupan selanjutnya, aku akan membuatmu membayar kejahatanmu dengan darah!
...
[Menurut berbagai laporan media resmi, Valenna, istri dari CEO Grup Oasis, meninggal dunia secara tragis dalam insiden penculikan pada 12 Juni waktu setempat kemarin. Polisi diketahui sedang melakukan penyelidikan menyeluruh atas kasus ini ...."
Grup Oasis.
Kantor CEO.
Darren menatap kertas kremasi di tangan, sepasang mata yang dingin itu terlihat sayu.
Punggung tegapnya menegang seperti patung.
Suasana tegang menyelimuti kantor besar itu.
Nandi berkata, "Jenazah Nyonya sudah dikirim ke rumah duka."
Tangan Darren perlahan mengepal.
Dia memejamkan mata dengan pedih, lalu membukanya kembali untuk melihat formulir kremasi, ujung jarinya agak gemetar.
Setelah beberapa saat ....
Jari-jari ramping pria itu menggenggam pena dan perlahan menandatangani namanya di bagian anggota keluarga.