Bab 718
Teleponku langsung diangkat, lalu suara gembira kakakku terdengar dari ujung telepon.
"Mei, ini kamu? Mei?"
Begitu mendengar kegembiraan dalam nada bicaranya, jantungku bergetar dan aku tidak bisa menahan rasa sedih.
Aku menarik napas dalam-dalam, menahan emosiku dan berkata kepadanya, "Jaga baik-baik Riris-mu. Kalau berani menindas Bella lagi, aku nggak keberatan menusuknya beberapa kali lagi!"
Kakakku tertegun selama dua detik, lalu berkata, "Mei, apa yang kamu bicarakan? Riris nggak menindas Bella. Apa kamu salah paham?"
"Aku nggak mau bicara lagi soal pesta minum itu. Pokoknya, kalau kamu dan Riris berani menindas Bella, aku nggak akan pernah memaafkanmu!"
"Kalau kamu mau tahu apa pun tentangku, tanyakan saja langsung padaku, jangan ganggu Bella lagi."
"Nggak ada yang melarangmu jatuh cinta pada Riris, tapi jangan menindas Bella!"
Kakakku terdiam beberapa detik di ujung telepon, lalu berbisik, "Mei, jangan bahas ini lagi. Bisakah biarkan aku melihat bayi-bayimu? Aku sangat merinduk

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda