Bab 895
Namun, hanya senyum di wajah Illias yang benar-benar tulus, sementara senyum di wajah Riris itu tampak palsu sekali.
Begitu aku memarkirkan mobil, Illias langsung menyambutku.
"Mei, akhirnya kamu datang."
Dia membukakan pintu mobil untukku, matanya mengintip ke dalam mobil.
Sepertinya, karena tidak melihat kedua bocah itu, ekspresinya sempat menunjukkan kekecewaan.
"Kenapa nggak bawa Fio dan Ven? Aku bahkan sudah menyiapkan hadiah untuk mereka."
Saat ini, Riris dan ayahku juga mendekat.
Begitu tahu Fio dan Ven tidak datang, ayahku langsung menunjukkan wajah kecewa, lalu berkata dengan sedih, "Mei, cucu-cucu kesayangan Ayah mana, kenapa nggak dibawa? Ayah baru lihat mereka sekali waktu itu, sudah sekian lama nggak bertemu, rasanya kangen sekali."
Seberkas kilat melintas di mata Riris, lalu dia tersenyum dan berkata, "Aduh, Paman, dengar-dengar Ven dan Fio sudah masuk TK. Hari ini 'kan bukan akhir pekan, pasti mereka sedang sekolah. Nanti kalau liburan, kita bisa jemput mereka ke sini."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda