Bab 94
Karin benar-benar merasa ini konyol. "Budi memang pengacara yang kupekerjakan, tapi dia cuma orang biasa, Nona Esther. Kalau ada masalah di Keluarga Suntaro, jangan langsung menyalahkanku. Ini sama sekali nggak ada hubungannya denganku."
Karin pun berbalik hendak pergi. Esther menggertakkan giginya, lalu memegang lengan Karin dan berujar dengan nada memohon, "Karin, kumohon, tolong bantu kakakku kali ini! Berikan dia belas kasihan. Akan kupenuhi apa pun syaratmu!"
Karin balas mengernyit memandangnya. "Ini bukan soal syarat, tapi masalah yang kamu sebut itu sama sekali nggak ada hubungannya denganku. Aku nggak bisa membantu!"
Esther pun menatap Karin dengan tajam. "Jadi, kamu memang nggak mau bantu?"
Karin merasa seperti sedang berbicara dengan tembok. Dia hendak berkata lagi ketika ponselnya berdering. Fernando meneleponnya.
Awalnya Karin tidak ingin mengangkat. Namun, karena Esther tidak mau melepaskannya, Karin pun menarik napas dalam-dalam dan mengangkat telepon.
Suara Fernando terd

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda