Bab 16
Ini adalah kali kedua Anna harus menerima jenazah yang keluar dari ruang operasi.
Dia membuka kain putih itu dan menatap sosok Ivan yang sudah terpejam. Anna mengusap pelan air mata di sudut mata Ivan.
Luka mengerikan di dada pria itu sudah dijahit rapi, bahkan sudah lumayan kering.
Anna terisak berulang kali. Rasa sakit datang terlambat, dan kini sudah menyebar ke sekujur tubuhnya.
"Buat apa menyelamatkanku?"
Anna menunduk, menempelkan dahinya ke dahi Ivan yang sudah jadi jasad. Dia lalu berbisik pelan, "Bukankah aku sudah meninggalkanmu? Kamu kan masih punya karier, anak, dan mungkin kelak bisa bertemu pasangan baru. Buat apa kamu harus mati demi aku?"
"Kamu kira dengan begini aku nggak akan pernah melupakanmu?"
Tapi hanya keheningan yang merespons ucapan Anna barusan.
Waktu pulang ke rumah, Hadi dan Mita sudah menunggunya di ruang tamu. Mereka langsung berdiri saat melihatnya datang.
"Anna, dulu Ayah dan Ibu memang salah. Sekarang, bisakah kamu nggak usah pergi lagi?"
"Rian sudah ti

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda