Bab 15
"Tentu saja." Rasyid mengerutkan kening. "Kalau nggak, kenapa menurutmu aku mau menerimamu?"
"Bukankah kita sudah setuju mau kerja sama?" Kata Carla.
Rasyid tersenyum menyeringai. "Aku bukan Bimo, aku nggak akan menjadikan pernikahan sebagai sebuah transaksi."
Carla tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya menunduk dan menyantap steiknya.
Melihatnya membuat Rasyid tahu kalau Carla tidak mau meneruskan topik ini. Jadi dia juga tidak membahasnya lagi.
Mereka berdua makan malam dengan tenang, membuat suasana terlihat harmonis.
Setelah makan, Rasyid mengantarkan Carla kembali ke apartemen.
Sebelum wanita itu turun dari mobil, Rasyid berkata, "Aku tunggu besok pagi jam sembilan."
Carla bingung dan bertanya, "Menunggu kenapa?"
Rasyid menatapnya tanpa berkedip. "Apa lagi kalau bukan untuk mendaftarkan pernikahan kita?"
Pipi Carla sedikit memerah, dia lalu bergegas pergi seperti sedang kabur.
Setelah kembali ke apartemen, dia mandi dan berbaring di atas ranjang. Dia merasa semua ini seperti mim

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda