Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5

Gerakan Ethan terhenti sejenak. Erina terus berusaha dan melanjutkan, "Penyakit nenekmu makin parah, sang dokter bilang dia nggak akan hidup lama. Seandainya dia bisa melihatmu menikah dengan Rachel ... " "Aku nggak mungkin menikahinya. Meskipun dia telah menyelamatkanku, aku hanya akan menganggapnya sebagai adik perempuan," sela Ethan. "Jadi, apa kamu akan menikahi wanita penggoda ini?" tanya Erina sambil menunjuk Tania. Ethan tersenyum dingin. "Dia? Tentu saja nggak mungkin!" "Baguslah." Erina menghela napas lega. "Kalau begitu, ikuti caraku saja. Biarkan dia bekerja sama dengan pengobatanmu. Setelah sembuh, kamu bisa segera memenuhi harapan Nenek." "Aku hanya ingin mengatakan hal ini, pikirkan baik-baik!" Erina buru-buru pergi. Bagaimanapun juga, Ethan bisa berubah menjadi kejam dalam sekejap mata. Dia tidak ingin kehilangan muka di depan begitu banyak orang. Tania terkejut dan tidak bisa berkata-kata. Memang, banyak yang mengatakan bahwa keluarga kaya penuh dengan masalah. Dia tidak menyangka, bahwa dia masih memiliki kesempatan untuk menyaksikan drama Keluarga Sahir secara langsung. Sungguh merupakan "ibu yang penyayang" dan "anak yang berbakti" ... Ethan melihat ke arah Tania. "Sudah cukup menontonnya?" "Nggak ... eh, maksudku, cuaca hari ini cukup bagus ... " ucap Tania mengalihkan topik. "Melihat penampilanmu, sepertinya kamu sangat ingin menandatangani perjanjian ini?" tanya Ethan dengan senyum dingin. Tania tidak menghiraukan sindirannya. Dengan mata bulatnya yang besar, dia bertanya, "Pak Ethan, apa aku mengetahui terlalu banyak?" Orang yang tahu terlalu banyak sering kali mengalami nasib buruk. Melihat cara Ethan menangani ibu dan bawahannya, apakah berikutnya Ethan akan menangani dirinya? Ethan tiba-tiba mengalihkan pandangannya dan tidak melihat Tania. Dia baru saja membuang banyak waktu untuk menekan hasrat yang tidak jelas itu, sekarang dia tidak bisa membiarkan wanita ini merusak segalanya. "Masuk." Di bawah perintah Ethan, sekelompok petugas medis berbaju putih muncul dengan membawa berbagai peralatan. Tania merasa agak takut. "Kalau mau membunuhku ya bunuh saja, nggak perlu membuat keributan sebesar ini, 'kan!" Yang lebih menakutkan adalah, di tangan tenaga medis itu ada jarum suntik. Melihatnya saja sudah membuat Tania pusing! "A-Aku pingsan kalau melihat darah, aku juga pingsan melihat jarum. Bagaimana kalau kamu bunuh saja aku dalam satu tembakan, kumohon ... " Tania terdengar seperti ingin menangis, dia refleks menggenggam lengan Ethan. Tatapan Ethan menjadi suram. Lagi-lagi, wanita ini memang tidak pernah berhenti menggoda dirinya! "Mereka hanya akan melakukan pemeriksaan fisik. Kalau kamu masih nggak melepaskanku, bersiaplah untuk dihukum mati dengan cara yang menyakitkan. Aku akan menyuruh orang untuk memotong dagingmu satu per satu ... " Tania bergidik dan seketika menurut. "Oke, aku akan menurutimu," Pemeriksaan fisik hanyalah pemeriksaan fisik, yang penting dia tidak dihukum mati dengan cara yang kejam! Tania tidak berani melawan, dia patuh seperti boneka yang cantik. Dia mengikuti pemeriksaan fisik dari petugas medis dengan baik. Tak lama kemudian, laporan kesehatannya pun muncul di depan Ethan. Selain sedikit anemia, tidak ada masalah besar lainnya. Dia melemparkan perjanjian tadi di depan Tania. "Tanda tangan." "Tapi ... " Tania masih ingin menolak. Ethan memiliki tubuh yang tinggi menjulang, lengannya berada di kedua sisi Tania, auranya hampir menelan wanita itu. "Kalau kamu menandatanganinya dengan patuh, aku masih bisa menyelamatkan nyawamu. Setelah 3 bulan, ambil uangmu dan pergi. Kalau kamu nggak tahu diri, coba pikirkan keluargamu." Tania menelan ludahnya dan bertanya dengan hati-hati, "Jadi maksudnya, aku nggak akan mati, tapi kalau aku nggak melakukannya dengan baik, yang mati adalah keluargaku?" "Benar." Ethan tersenyum dingin. Mendengar jawabannya, Tania segera menjawab, "Oke, aku akan tanda tangan!" Kesempatan berharga seperti ini ada di depan mata, dia harus mengambilnya! Ethan sudah lama mengantisipasi sifat wanita yang sombong dan rakus ini, jadi dia tidak terkejut sama sekali. Saat itu, Hughes yang berada di luar berkata, "Pak Ethan, rapat akan segera dimulai ... " Ethan melemparkan sebuah pena ke depan Tania. Setelah melihat wanita itu menandatangani namanya, barulah dia berbalik dan pergi. "Atur dia untuk tinggal di vila Keluarga Sahir di pinggiran kota, tunggu aku kembali." "Baik." ... Pinggiran Kota Nagara. Tania tinggal di vila Keluarga Sahir, dan Keluarga Sahir pun mengirim seorang kepala pelayan. Kepala pelayan itu sudah mengetahui segalanya dari Erina, dia dengan angkuh memandang Tania dari atas ke bawah. "Kamu Tania? Jangan kira setelah masuk ke vila ini kamu bisa merasa aman. Pak Ethan telah memberikan perintah, masih banyak hal yang harus kamu lakukan." "Hal apa?" "Pak Ethan masih rapat, dia akan kembali sangat malam. Vila ini nggak punya pelayan, hanya ada kamu seorang. Jadi kamu harus terlebih dulu merapikan tanaman dan bunga di taman ... " "Jangan bilang aku nggak mengingatkanmu. Harga bunga dan tanaman itu lebih mahal daripada seluruh keluargamu, semuanya dikumpulkan oleh Pak Ethan dari berbagai belahan dunia." "Oh ya, kamu bisa memasak, 'kan? Bahan makanan akan dikirim setiap hari ke dapur. Pak Ethan sangat pilih-pilih makanan, jadi kamu harus memasak dengan variasi yang berbeda." "Selain itu ... " Sang kepala pelayan memberikan banyak instruksi kepada Tania, dan Tania juga mendengarkan dengan sangat serius. Sambil mengangguk, dia mencatat poin-poin yang penting. Bunga dan tanaman di taman sangat berharga. Jika dia tidak hati-hati dan merusak beberapa tanaman, mungkin keluarganya akan dijual ... Ethan sangat pilih-pilih makan. Jika masakannya tidak enak dan membuat Ethan marah, pasti seluruh keluarganya akan terkena imbasnya ... Sikap belajar Tania yang amat serius membuat sang kepala pelayan tanpa sadar meliriknya beberapa kali. "Apa kamu sudah mencatat semuanya?" "Hmm, tenang saja." Tatapan Tania tampak tulus. "Aku pasti akan melayani Pak Ethan dengan baik." Kepala pelayan itu mengangguk puas. "Kalau begitu, aku akan kembali ke rumah utama. Kamu tetaplah di vila, jangan berkeliaran. Kalau kamu sampai jatuh ke tangan Pak Ethan, kamu nggak akan bisa melarikan diri." Tania mengantar kepala pelayan itu pergi. Melihat sekumpulan tanaman berharga di taman belakang, dia pun mengangkat sebuah gunting berkebun yang besar ... Sorenya, sebuah mobil Rolls-Royce hitam berhenti di depan pintu vila. Sebelum Ethan sempat turun dari mobil, Tania yang sudah menunggu langsung berlari menghampirinya. Dia dengan gembira berkata, "Pak Ethan, aku sudah lama sekali menunggumu. Akhirnya kamu kembali!" Kegembiraannya tampak tulus, matanya bulat seperti rusa kecil yang berlari di antara pepohonan. Wanita itu memandangnya dengan penuh ketergantungan. Ethan mengernyit, dia tidak asing dengan tatapan seperti itu. Entah berapa banyak wanita yang suka menatap dirinya, tetapi Tania adalah wanita pertama yang begitu berapi-api tanpa menyembunyikan apa pun. Apakah wanita ini sesuka itu padanya? Ethan tidak menghiraukan Tania dan berjalan masuk melewatinya. Tania dengan tajam mencium aroma alkohol dari tubuh Ethan. "Pak Ethan, kamu habis minum alkohol?" Ethan tidak menjawab, tetapi Tania bertanya lagi dengan ceria, "Pak Ethan, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan di taman belakang dan menikmati bunga? Kudengar Pak Ethan sangat menyukai bunga dan tanaman, aku sudah bekerja keras untuk merapikannya ... " Ethan merasa wanita ini sangat mengganggu. "Apa otakmu bermasalah? Bunga apa yang dinikmati di malam hari?" "Ehem." Tania terbatuk. Benar, dia hampir lupa tentang hal ini. "Kalau begitu aku akan memasak untukmu, kamu mau makan apa?" "Aku sudah makan," jawab Ethan. Tania berhenti melangkah, matanya terbelalak. "Nggak mau jalan-jalan di taman belakang, nggak mau makan, lalu apa lagi yang bisa kulakukan?!" Melihat Tania yang kebingungan, Ethan merasa sedikit lucu. Dia berusaha menahan senyumnya dan berkata dengan dingin, "Bukankah sudah tertulis dengan jelas dalam perjanjian?" Perjanjian? Tania saat itu tidak memperhatikan ataupun mengingat isi dari perjanjian tersebut. Selain uang 100 miliar, dia sudah lupa sisa isi perjanjian tersebut. Belum lama ini, Ethan berhasil menyepakati kerja sama lintas negara dalam sebuah pertemuan. Dia biasanya tidak suka minum alkohol, tetapi di pesta perayaan, dia terpaksa minum satu gelas. Saat melihat bibir Tania yang sedikit terbuka, tenggorokannya terasa agak kering. "Kenapa kamu melihatku?" Tania menyentuh wajahnya. "Apa ada tanah di wajahku?" Mungkin dia terlalu fokus saat memangkas tanaman dan ada sesuatu yang menempel di wajahnya? Ethan mencengkeram dagu Tania dan membungkuk. "Identitasmu sekarang adalah obat yang bekerja sama dalam pengobatanku. Selama 3 bulan, kamu harus memenuhi semua permintaanku, seperti ... kontak fisik ... " Saat berbicara, Ethan makin mendekat. Napasnya yang panas menerpa, pria ini hendak menciumnya! Jarak mereka makin sempit, dan kepala Tania terasa kacau. Dia juga bukannya tidak pernah pacaran, dia pernah pacaran saat baru diterima di universitas. Ada seorang senior yang terus mengejarnya. Namun, tidak lama setelah Tania setuju untuk memacarinya, dia menyadari bahwa pacarnya itu hanya tertarik pada kekayaan Keluarga Alins! Setelah mengetahui bahwa dia hanyalah anak angkat yang tidak disayang, senior itu berbalik dan menggoda Jenny. Kemudian kedua orang itu berkolusi, menyebarkan berbagai rumor bahwa dia merusak suasana kampus, yang membuatnya terpaksa keluar dari kampus ... Selama dia berpacaran, dia tidak pernah melakukan lebih dari berpegangan tangan. Bahkan saat dia naik ke ranjang Ethan, dia juga dipengaruhi oleh kekuatan luar. Sekarang dia sangat sadar. Saat melihat Ethan mendekat, dia refleks melayangkan tamparannya! "Plak!"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.