Bab 1945
Ghazi menampar wajah Wirdo seraya mengutuk, "Apa kamu nggak bisa bicara bahasa manusia?"
"Kak Ghazi, Kak Ghazi, aku salah."
Wirdo menunduk dan tidak berani berbicara lagi. Ghazi melontarkan niat membunuh di matanya, kemudian berteriak, "Nggak peduli apa pun, kalau anakku meninggal, anak Leonard juga nggak bisa hidup lagi. Dia harus mati!"
"Tapi dia adalah anak Pak Leonard. Kak Ghazi, kalau kamu memprovokasi beliau, kita semua akan tamat."
"Huh, kenapa, kamu nggak berani, ya?"
Ghazi meraih pakaian Wirdo dan berkata, "Biar kuberi tahu saja, aku punya bukti kejahatanmu di tanganku. Kita berada di kapal yang sama sekarang. Kalau kamu berani memberitahuku tentang masalah ini, aku nggak akan melepaskanmu begitu saja."
"Aku ... Kak Ghazi, bagaimana mungkin aku berani mengkhianatimu?" sahut Wirdo mengeluh berulang kali di dalam hatinya. Dia awalnya ingin menjadi saudara yang baik dengan Ghazi. Bahkan dia memiliki ide untuk menjadi saudara angkat dan bergandengan tangan untuk menghasilkan uang.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda