Bab 593
Nada suara Pak Hendra yang kesal terdengar dari telepon.
"Surya, kamu pindah dari Perumahan Lily tanpa bilang, bahkan nggak kirim pesan padaku. Apa kamu sudah lupa denganku?"
"Mana berani aku melakukan ini? Hanya saja akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Aku baru saja berpikir untuk mengunjungimu dua hari lagi."
Surya masih sangat menghormati pahlawan negara ini, karena dia telah menumpahkan darah dan mempertaruhkan nyawanya demi Aerovia.
Entah dia menjabat atau tidak, kontribusinya saja sudah cukup untuk terpatri di hati generasi mendatang.
"Haha, jangan membodohiku. Datanglah malam ini. Aku ingin minum denganmu."
"Oke, malam ini kebetulan aku nggak ada urusan, sebentar lagi aku akan ke sana."
"Baguslah kalau begitu." Setelah selesai berbicara, Hendra menutup telepon dan Surya menghela napas panjang.
Semua orang memandang Surya dengan tatapan kosong, bertanya-tanya siapa sebenarnya yang menginginkan rasa hormat seperti itu dari Surya.
Surya berkata, "Itu Pak Hendra."
Semua orang tiba-ti

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda