Bab 18
"Mulut Queny memang manis, sampai bisa merayu ibuku! Sebenarnya dia biasa saja! Bahkan nggak sebaik dirimu, jangan marah, aku pasti akan mencari cara agar ibuku menerimamu."
Kemudian Gio memeluk Fany, dengan sabar menenangkannya.
Sudut bibirku bergetar beberapa kali. Jika ini terjadi dulu aku pasti akan menahan diri karena aku belum membatalkan pertunangan dengannya. Namun sekarang, tidak perlu lagi.
Aku berjalan mendekat dan langsung berdiri di depan mereka berdua. "Anjing yang baik nggak akan menghalangi jalan! Tolong minggir."
Fany menatap dengan mata berkaca-kaca, lalu berpura-pura malu dan mendorong Gio sambil menghapus air mata di samping.
Gio merasa sangat kesal, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya malah menahan diri.
Aku langsung berjalan melewati keduanya dan mengeluarkan kunci untuk membuka pintu.
Setelah pulang ke rumah, aku merasa bebanku terangkat.
Ibuku langsung berlari keluar dari dapur dengan gembira begitu melihatku, wajahnya terlihat senang dan penasaran.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda