Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1

Di kehidupan sebelumnya, bidadari kampus mengancam tunanganku akan putus agar mau mengundurkan diri dari kompetisi dan menemaninya. Aku memberi tahu orang tuanya tentang hal ini. Orang tuanya memukulinya, mengusir bidadari kampus itu, lalu memaksa putranya berlutut untuk meminta maaf padaku. Aku menikah dengannya sambil menangis, berpikir dia akan menjadi suami yang baik. Setelah menikah, dia membenciku karena telah menghancurkan kehidupan wanitanya di kampus. Menganiayaku, memaksaku untuk mengonsumsi obat aborsi, menyiksaku hingga sekarat ... Akhirnya aku ditinggalkan sendirian di daerah terpencil, digigit oleh anjing liar hingga mati. Tidak disangka, begitu membuka mata, aku kembali ke hari di mana tunanganku menyerahkan dalam lomba. Kali ini, aku memilih untuk membantu penjahat! 1 Sakit ... Baru saja terbangun dari rasa sakit digigit oleh anjing liar. Aku membuka mata, melihat pacarku, Gio, berada di bawah pohon tidak jauh dariku sedang memeluk pinggang wanita lain sambil tersenyum ceria dan berfoto bersama. Di sebelah, ada teman sekelas yang berkata dengan kagum, "Kak Gio dan Fany benar-benar pasangan yang serasi! Sangat cocok!" "Katanya Kak Gio sudah punya pacar." "Baru-baru ini Kak Gio bilang kalau dia sudah putus, saat ini dia lajang, jadi nggak aneh dia bisa pacaran sama bidadari di sekolah kita." Di kehidupan sebelumnya, ketika aku mendengar kalimat ini, aku merasa sangat marah dan langsung menghampiri Fany untuk menamparnya. Aku juga memaksa Gio untuk menjelaskan semuanya padaku. Namun, dia malah memarahiku karena membuat keributan, mereka hanya ingin mengambil foto kelulusan. Dia bahkan memaksaku untuk meminta maaf kepada Fany, membuatku menjadi bahan tertawaan orang-orang. Namun sekarang, aku tersenyum tenang, tanpa ada gejolak di dalam hatiku. Karena aku telah terlahir kembali. Mungkin pria itu menyadari keberadaanku, Gio segera menjaga jarak dengan Fany, menyipitkan mata indahnya yang tajam, lalu dengan panik menjelaskan, "Queny, kenapa kamu bisa ada di sini? Aku dan Fany nggak ada apa-apa, jangan salah paham." Fany juga memandangku dengan wajah polosnya. "Queny, kita semua adalah teman sekelas, karena sudah mau lulus, aku hanya ingin mengambil beberapa foto dengan Gio sebagai kenang-kenangan!" Aku tersenyum dan mengangguk. "Iya, sudah mau lulus, mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan itu wajar, aku bisa mengerti." Senyuman di wajah Fany tiba-tiba menghilang. "Baguslah kalau begitu, aku takutnya kamu salah paham." Aku dengan antusias menarik tangan Gio dan Fany, menggabungkan tangan mereka, lalu dengan percaya diri berkata, "Kita semua adalah teman sekelas, wajar kalau mau berfoto bersama, aku bukan orang yang pencemburu, kalian lanjutkan berfoto saja, aku mau pergi dulu." Fany jelas tertegun sejenak, dia mengangkat kepala dan saling memandang dengan Gio, terlihat ekspresinya yang tidak percaya, bahkan sedikit ketakutan. Aku dan Gio adalah teman masa kecil, kami sudah saling mengenal sejak masih mengenakan popok. Keluarga kami juga telah sepakat untuk menikahkan kami setelah lulus nanti. Namun, Gio jatuh cinta pada Fany sejak tahun pertama kuliah. Kedua orang itu sudah pacaran secara diam-diam selama empat tahun, hanya aku yang bodoh tidak tahu apa-apa. Aku selalu menunggu hari di mana kami lulus dan menikah dengan senang hati. Kemudian aku menyadari hubungan rahasia mereka, bahkan Fany mengancamnya akan putus jika Gio tidak ikut serta dalam kompetisi musik. Aku khawatir akan masa depan Gio, jadi aku mengungkapkan hal ini, menyebabkan orang tuanya memaksa Fany untuk meninggalkan Ibu Kota, Gio juga dipukuli dengan keras. Gio sangat marah, demi balas dendam padaku, dia berlutut memohon ampun, bersumpah dan berjanji, memintaku untuk memberinya kesempatan lagi. Setelah dibujuk oleh semua orang, aku pun luluh dan akhirnya menikah dengannya. Siapa yang tahu pada malam pernikahan, dia mengajak beberapa orang untuk menghancurkan kesucianku, dengan sembarangan menyebarkan foto-foto telanjangku yang tidak pantas di internet. Meskipun begitu, setelahnya dia tetap membawa Fany kembali, mempermalukanku di depan umum, mengataiku tidak ada yang mau. Di kehidupan ini, aku tidak akan membiarkan hal seperti itu terulang kembali. Aku pasti akan memberinya kejutan besar pada hari pernikahan! Setelah kembali ke asrama, aku mulai merencanakan tentang hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Baik dalam karier maupun membatalkan pertunangan, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Aku membuka situs lowongan kerja, ingin melihat apakah ada perusahaan yang bagus. Saat ini, Gio mengirimkan pesan padaku. [Queny, aku menemukan sebuah perusahaan yang cukup bagus! Ayo kita bekerja di perusahaan itu bersama-sama, kita juga bisa saling membantu!] Kemudian dia mengirimkan formulir pendaftaran padaku, perusahaan ini bernama Grup Cempaka. Meskipun tampaknya bagus, sebenarnya di dalamnya sangat buruk, mereka terus-menerus menekan karyawan. Banyak karyawan yang bekerja lembur siang dan malam, terus-menerus diperbudak dan ditekan. Di kehidupan sebelumnya, aku tidak tahu perusahaan apa ini, aku sangat percaya pada Gio, juga ingin bekerja di perusahaan yang sama dengannya. Jadi aku mendaftarkan diri. Kemudian aku berhasil masuk ke sana, setelahnya baru aku tahu bahwa Gio dan Fany bekerja di perusahaan pamannya, mereka bersenang-senang dan tidak hanya itu, keduanya memanfaatkan bantuan dari pamannya dan langsung memulai usaha! Aku bertanya padanya apa yang terjadi, tapi dia mengatakan semua ini telah diatur oleh keluarganya, dia tidak bisa mengambil keputusan. Sebenarnya semua itu karena Fany yang secara diam-diam mendorongnya untuk melakukannya. Di kehidupan ini, aku pasti tidak akan membiarkan Fany mendapatkan apa yang diinginkannya. Tentu saja, aku membalas pria itu, [Baiklah!] Gio menjawab, [Queny, aku pasti akan menjagamu dengan baik!] Sungguh munafik! Namun, pamannya Gio, Yudo, di masa depan akan menjadi orang terkaya di dunia, dia juga tampan dan berbakat. Selain itu, dia sangat berkuasa di dunia bisnis, memiliki kemampuan yang luar biasa. Dengan reputasi Yudo, Gio juga masuk dalam daftar orang kaya. Sekarang aku juga ingin memanfaatkan Yudo dan mendapatkan dukungannya. aku tiba-tiba teringat akan perusahaan Yudo, Grup Puspita. Meskipun sekarang tidak terlalu terkenal, tapi di masa depan akan menjadi luar biasa. Jika aku masuk ke sana lebih awal, aku akan menjadi orang terpercayanya di masa depan. Aku membuka situs resmi Grup Puspita dan melihat ada beberapa lowongan yang masih tersedia untuk posisi sekretaris. Aku langsung mengirim surat lamaran tanpa berpikir panjang. Setelah itu, aku tinggal menunggu kabar. Pada saat itu, ponselku berbunyi, aku membuka dan melihat, semua pesan dari teman sekamarku, Weni. [Queny, tebak aku ketemu siapa di bar? Aku melihat pacarmu!] [Dia baru saja mencium bidadari kampus kita!] [Cepat ke sini!] Kemudian Weni juga mengirimkanku sebuah foto. Dalam foto tersebut, wajah bersih Fany yang bercahaya di bawah cahaya bar terlihat seperti sebuah mutiara yang bersinar, lembut, ketika dia tersenyum, ada dua lesung pipit yang dangkal di sudut bibirnya, terlihat sangat cantik. Dan Gio menatapnya dengan penuh perasaan, seolah-olah sedang melihat orang yang paling dicintainya. Hal ini mengingatkanku pada sesuatu. Sejak kecil, aku sudah tahu bahwa di masa depan aku harus menjadi istri Gio, jadi aku selalu menjaganya, aku selalu menuruti semua permintaannya. Saat SMA, keluarga Gio membelikannya sebuah mobil sebagai hadiah ulang tahun ke-18, dia dengan senang hati mengajakku jalan-jalan. Kemudian terjadi kecelakaan, aku khawatir dia terluka, pada saat kritis aku melindunginya dengan tubuhku sendiri. Kemudian, dia tidak mengalami apa-apa, hanya tergores sedikit saja, tapi salah satu tulang rusukku patah, punggungku penuh dengan bekas luka. Saat itulah, Gio merasa sangat terharu, dia menggenggam tanganku, dengan penuh perasaan berkata padaku, "Queny, kamu adalah wanita yang paling aku cintai dalam hidupku, aku nggak akan mengkhianatimu." Aku percaya padanya, sejak saat itu aku menjadi lebih baik padanya. Semakin dia suka pada sikap rendah diriku, semakin dia berani, karena apa pun yang terjadi, aku tidak akan mengeluh. Aku tersadar, tersenyum pahit, lalu menjawab Weni, [Aku nggak peduli padanya, biarkan saja dia cium orang lain.] Weni menjawab, [Dia itu pacarmu! Kalian akan menikah setelah lulus, kamu malah nggak peduli? Kamu terima dihina seperti ini?] Aku bukannya terima, tapi hatiku sudah mati rasa. Di kehidupan ini, aku tidak akan pernah mengganggunya, malah ingin merestui mereka. Aku khawatir Weni akan membuat keributan besar, jadi aku berkata, [Jangan salah paham, Gio sudah memberitahuku sebelumnya, dia kalah dalam permainan 'Jujur berani', jadi itu terpaksa.] Weni menjawab, [Tetap nggak boleh gitu! Mungkinkah nanti kamu bakal biarin mereka tidur bareng, lalu dia bilang karena kalah main permainan jadi semua beres, gitu?] Aku tahu Weni sangat marah. Namun, aku juga tidak bisa mengurusnya. Gio memberi tahu orang lain bahwa dia masih lajang, lalu aku harus bagaimana? aku pasti hanya bisa berpura-pura bodoh. Weni berkata, [Kamu jangan takut! Kalau dia seperti ini sekarang, setelah kalian menikah, kamu pasti akan menderita!] Aku tetap dengan tegas mengatakan, [Aku percaya padanya! Weni, aku tahu kamu khawatir padaku, tapi ini urusan kami, kamu nggak perlu khawatir.] Weni berkata, [Baiklah, yang penting kamu jangan nangis saja nanti!] Aku tahu Weni khawatir padaku, tapi di kehidupan kali ini, orang yang seharusnya menangis adalah Gio dan Fany! Sekitar pukul sepuluh malam. Orang tuaku menelepon, memberi tahu bahwa mereka akan datang ke kampus besok untuk merayakan kelulusan, memintaku untuk berdiskusi dengan Gio dalam memilih restoran. Aku memberitahukan hal ini pada Gio, sikapnya tetap dingin seperti biasa, membiarkan aku mengurusnya sendiri. Aku tersenyum sinis, kalau begitu, aku tidak akan ragu-ragu lagi. Aku melihat jam, sudah hampir waktu penutupan pintu asrama. Fany adalah seorang bidadari kampus, dia berpacaran dengan cukup banyak anak orang kaya. Dan semua anak orang kaya ini memiliki pacar, tapi tidak berani diumumkan. Oleh karena itu, tidak ada yang tahu tentang masalahnya. Setelah berkencan dengan Gio, dia harus berkencan dengan orang lain lagi, hanya memikirkannya saja sudah membuatku lelah. Saat waktu pintu asrama sudah hampir ditutup, Fany muncul tepat waktu. Suasana hatinya terlihat sangat baik, dengan riasan wajah yang cantik, kalung di lehernya adalah edisi terbatas di dunia yang sangat mencolok. Aku ingat saat itu aku sempat meminta kalung ini dari Gio, lalu tidak ada kelanjutannya. Aku kira dia pelupa atau terlalu sibuk. Tidak disangka pria itu malah memberikannya pada orang lain. Fany melirikku, lalu tersenyum lembut. "Kenapa kamu di sini? Jangan-jangan kamu datang untuk mencari masalah denganku?" Setelah mendengar ini, aku seratus persen yakin bahwa Fany dan Gio memiliki hubungan yang tidak jelas, wanita itu juga selalu menganggapku sebagai saingannya. "Fany, aku hanya diam saja kenapa jadi mau cari masalah denganmu? Kamu nggak merasa nggak enak bertanya seperti itu?" Fany tersenyum canggung sambil merapikan rambutnya yang berantakan di telinga. "Kalau gitu kenapa kamu menghalangiku di sini?" "Aku dan Gio akan menikah setelah lulus, saat ini kami masih kekurangan satu pengiring pengantin wanita. aku pikir hubungan kita cukup dekat, bolehkah aku mengajakmu?" Aku tersenyum dengan suatu makna.
Bab Sebelumnya
1/100Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.