Bab 41
Aku berpura-pura tidak melihatnya.
Aku tetap akan mengatakannya, supaya dia marah.
Yudo mengangguk setuju. "Memang benar."
Gio segera menangis dan memohon. "Paman Yudo, aku ini keponakanmu, tolong jangan pecat kami demi orang tuaku, kami akan bekerja dengan giat di masa depan ... "
Melihat Gio yang begitu memelas dan konyol, dia sangat mirip dengan seorang badut.
Entah dulu mataku bagian mana yang buta, sehingga bisa begitu terpesona sama orang seperti ini?
Mencintainya adalah catatan burukku, seakan-akan noda terbesar dalam hidupku.
Yudo sama sekali tidak takut pada Bibi Silvia dan Paman Deni, dia mengizinkan Gio bekerja di perusahaannya juga karena berpikir untuk menambah beberapa orang berbakat yang bisa membantunya, sehingga nanti Gio bisa menduduki posisi yang penting.
Siapa sangka anak ini begitu payah.
Dia mengusap pelipisnya, berpikir selama sepuluh detik. "Baiklah, aku akan memberimu satu kesempatan lagi, tapi sekarang kamu harus mulai dari awal. Kalau kamu nggak bekerja denga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda