Bab 43
Yudo terlihat senang. "Baiklah, nanti aku akan menjemputmu."
"Akhir pekan, ya?"
"Hmm."
Aku mengangguk. "Kalau begitu, maaf merepotkan Paman Yudo."
"Nggak merepotkan."
Hari ini akhirnya berakhir dengan baik.
Setelah pulang ke rumah, aku berbincang dengan Weni sambil mandi.
Aku juga mengajaknya untuk menonton konser Julio.
Weni berkata, [Siapa yang konser? Kenapa aku nggak pernah dengar namanya? Suaranya jangan-jangan nggak bagus, ya?]
Aku menjawab, [Nanti pas pergi juga tahu, bukan?]
Weni berkata, [Hanya kita berdua?]
Aku membalas, [Pak Yudo juga ikut.]
Weni menjawab, [Dia? Jangan-jangan kamu nonton juga karena dia, ya? Queny sayang, jangan sampai bawa perasaan.]
Aku berani bersumpah, aku sama sekali tidak berpikir yang macam-macam terhadap Yudo. Bukan karena Yudo tidak menarik, tapi aku tahu kami tidak mungkin bersama.
Sebuah hubungan yang tidak mungkin, kenapa harus dipaksakan?
Di kehidupan sebelumnya, aku sudah tahu Gio jatuh cinta pada Fany, Bibi Silvia memohon padaku untuk memberin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda