Bab 70
Sesudah makan bersama Yudo, dia menerima telepon dari kantor polisi yang meminta agar aku dan Weni datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.
Aku segera menelepon Weni dengan cemas.
Kemudian, Yudo menyetir, menjemput Weni di hotel.
Weni duduk di kursi belakang, sedangkan aku duduk di kursi depan.
Awalnya, dia menatapku penuh arti, sudut bibirnya tersenyum seolah menantikan pertunjukan. Setelah masuk ke mobil, dia segera mengirim pesan lewat ponsel barunya. [Astaga, kamu duduk di kursi depan Pak Yudo. Identitasmu sudah nggak perlu dijelaskan, 'kan?]
Aku merasa bersalah sampai hampir menjatuhkan ponsel. Untuk menutupi rasa bersalah itu, aku segera berdalih dan membalas Weni dengan santai. [Jangan bercanda. Aku cukup dekat dengannya, bisa dibilang setengah keluarga, jadi dibolehkannya aku duduk di kursi depan. Lagi pula ini cuma kursi depan, nggak berarti apa-apa.]
Weni membalas, [Saudaraku juga nggak pernah membiarkanku duduk di kursi depan.]
Aku membalas, [Tentu saja. Kalau sa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda