Bab 96
Aku terus-menerus mengangguk. "Baik, Pak Zaki. Terima kasih atas nasihat Anda."
Selesai berkata begitu, aku segera bergegas mencetak ulang kontrak baru. Pada saat itu, Pak Zaki berdiri dan memanggilku, "Untuk bisnis ini, saya untuk sementara nggak akan menandatangani. Menandatangani kontrak dengan seorang karyawan magang memang nggak ada jaminan, kita bicarakan lain kali saja."
Aku terpaku di pintu. Hatiku terasa sangat sakit, mataku pun sedikit panas. "Pak Zaki ... "
Namun jelas sekali, Pak Zaki tidak ingin lagi menanggapi aku. Dia pergi bersama asistennya.
Meskipun dia tidak mau menandatangani kontrak, aku tetap harus tersenyum mengantarnya pergi. Walaupun sepanjang jalan aku memohon kepadanya agar memberi kesempatan, tetap saja tidak ada gunanya.
Begitu melihat Pak Zaki sudah masuk mobil dan pergi, aku hanya bisa menarik napas panjang dengan pasrah, menyesali kebodohanku sampai bisa mengacaukan hal yang begitu sederhana.
Aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus menjelaskan ini kep

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda