Bab 308
Gisel berpenampilan seperti Juli, juga menggunakan data diri Juli.
"Sel, kamu akhirnya datang." Wanda Panita membuka pintu dan melihat Gisel yang datang dengan tergesa-gesa. Dia mengasihinya. "Pasti sudah lelah, 'kan?"
"Nggak apa-apa. Aku tengok kakakku." Gisel menatap Wanda seraya tersenyum, tetapi senyuman itu agak kaku. Gisel biasanya dapat menyembunyikan perasaan dengan baik, kecuali berhadapan dengan kakaknya.
"Oke." Tatapan mata Wanda suram. Nada suaranya juga menjadi sedih.
Tanpa basa-basi, Gisel memasuki kamar Axel.
Tempat itu tampak seperti rumah biasa dari luar, tetapi kamar Axel dilengkapi dengan berbagai peralatan medis yang paling canggih.
Setiap hari, ada dokter khusus yang akan datang.
Fasilitas di sana bahkan lebih baik dibanding rumah sakit tercanggih.
Gisel telah mengupayakan yang terbaik demi kakaknya.
Akan tetapi, setelah tujuh tahun, Axel tetap berada dalam kondisi koma.
Gisel menatap Axel yang terbaring di ranjang. Di wajah Gisel, tidak ada kepura-puraan seperti b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda