Bab 449
Dikalahkan oleh bocah yang seperti cucunya adalah hal memalukan. Akan tetapi, Dito adalah juara dunia sehingga hal itu tidak terlalu memalukan. Hanya saja, kalah seperti ini sungguh memalukan.
Tebersit rasa bersalah dalam mata Fento saat melihat Tristan. Fento juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Dito terlalu hebat.
Siapa pun yang bermain catur dengan Dito pasti akan kalah telak.
"Lanjut." Dito sangat sok dan sama sekali tidak berbelas kasihan.
Orang-orang dari Keluarga Hinton sudah terbiasa merundung orang lain.
Pada saat ini, kepala Tristan berkeringat karena marah dan panik. Tristan sudah kalah telak dalam permainan pertama, apalagi selanjutnya. Jika terus kalah seperti itu, di mana martabatnya?
Akan tetapi, Dito terus mendesak sehingga Tristan tidak punya pilihan.
Tristan hanya bisa mengambil pion catur, tetapi tidak tahu harus menempatkannya ke mana. Setelah ragu untuk waktu yang lama, Tristan tetap diam.
"Ayo cepat, aku hampir ketiduran," desak Dito seraya melirik Tristan. Perkataann

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda