Bab 16
Yasmin ragu sejenak. "Bukannya sangat kurang sopan kalau begitu?"
Yani menjawab santai, "Kalau dia ingin bertemu denganku, pasti ada maksudnya. Saling mengamati itu hal yang wajar."
Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam urusan relasi kerja dan pergaulan, Yani menambahkan, "Sepengalamanku, orang yang enggan membuka identitas biasanya hanya ada dua kemungkinan. Entah dia benar-benar orang penting seperti kamu, atau hanya sedang berpura-pura. Aku rasa dia lebih condong ke yang kedua."
Yani memang lebih terlatih dalam menghadapi tarik-ulur di dunia kerja, sehingga Yasmin hanya mengangguk sebagai tanda setuju.
Malam itu, Yani memiliki agenda lain. Setelah melihat-lihat rumah baru Yasmin, dia pun bersiap untuk pergi.
Sopirnya sudah menunggu di gerbang apartemen.
Yasmin ikut turun mengantar. Sebelum naik ke mobil, Yani menoleh dan berkata sambil tersenyum, "Yasmin, sekarang kamu sudah punya rumah, mobil, tabungan, dan pekerjaan yang kamu cintai. Hidupmu baru saja dimulai. Aku yakin kamu akan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda