Bab 41
Kepala sekretaris, Nanda, serta asisten khusus presdir, Rio, keluar dari lift bersama-sama.
Di belakang mereka, berdiri Zicho yang mengenakan setelan jas formal.
Dengan setelan jas yang ramping dan pas badan, tubuh yang tinggi tegap, garis wajah yang begitu sempurna tanpa cela, serta sorot mata yang sombong dan dingin, kehadirannya langsung memancarkan aura agung dan menakutkan.
Kinan terpaku di tempat, matanya tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kekaguman.
Bukan hanya Kinan, rekan-rekan lainnya pun secara serempak menghentikan pekerjaan dan menatap Zicho.
Zicho sudah terbiasa menjadi pusat perhatian. Dia berjalan lurus tanpa menoleh.
Ketiganya masuk ke kantor presdir. Baru setelah itu semua orang sadar dan bereaksi. Sebagian besar dari mereka sudah sering melihat Zicho.
Namun, setiap kali melihatnya kembali, tetap terasa memukau.
Bekerja keras seperti sapi dan kuda memang melelahkan, tetapi wajah tampan Zicho benar-benar menjadi hiburan yang menenangkan jiwa.
Kinan bersemangat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda