Bab 42

Sudut bibirku sedikit terangkat dan aku menatap mantap pria gila di depanku. "Sekalipun diulang sepuluh kali lagi, selama hati dan niatmu jahat, pada akhirnya kamu akan tetap dihukum berat." Tatapan matanya yang kejam menancap kuat padaku. "Selly, kamu bisa sekejam ini padaku, jangan salahkan aku kalau pada pertemuan berikutnya aku nggak akan menunjukkan belas kasihan." Dia menepuk meja sambil tertawa keras, lalu meronta dengan gila. Petugas penjara di belakangnya segera menahannya dan membekuknya ke lantai. Dengan ditemani polisi, aku berjalan keluar. Aku sedikit gugup, khawatir Daniel akan terlahir kembali pada suatu titik waktu tertentu. Memikirkan kemungkinan itu membuat seluruh tubuhku dipenuhi keringat dingin. Baru setelah keluar dari rumah tahanan dan berdiri di bawah sinar matahari, kesadaranku perlahan kembali pulih. Aku mencari sebuah kuil terkenal dan dengan hati-hati menyampaikan kebingunganku. Pandangan mahaguru di hadapanku tampak memahami segalanya, disertai seberkas bel