Bab 150
Lucio memegang bahuku dengan satu tangan dan memelukku dengan tangan lain. "Kenapa lari?"
Dia menatapku dari atas dan saat mendongak, aku menatap sepasang mata hitam pekat yang dingin tanpa emosi apa pun.
Kegelapan malam di belakang kami seolah ingin menyatu dengannya.
Masih ada aroma tembakau samar pada tubuhnya.
Aku tiba-tiba ingat kalau tadi kulihat ada titik merah di dalam mobil tidak jauh dari situ saat keluar. Kurasa itu dia yang sedang merokok.
Aku mengerutkan kening dengan agak kesal. "Lepaskan aku."
Tentu saja Lucio tidak melepaskanku, malah memelukku dengan lebih erat. "Sudah selesai bicaranya?"
Aku berusaha meronta dan mendorong pria itu tanpa menjawab pertanyaannya.
Lucio tiba-tiba menundukkan kepala dan menggigit sudut bibirku dengan kuat. "Ayo pulang kalau sudah selesai."
Wajah pria itu sangat muram, sehingga aku tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan.
Aku tahu Lucio pasti marah, tetapi tidak tahu mengapa dia kembali untuk mencariku.
Kukira dia akan mengabaikanku.
Meski

링크를 복사하려면 클릭하세요
더 많은 재미있는 컨텐츠를 보려면 웹픽을 다운받으세요.
카메라로 스캔하거나 링크를 복사하여 모바일 브라우저에서 여세요.
카메라로 스캔하거나 링크를 복사하여 모바일 브라우저에서 여세요.